Jumat 04 Jun 2021 14:06 WIB

Warga Palestina: Netanyahu dan Bennett Sama Jahatnya

Naftali Bennett turut mendukung pencaplokan wilayah Palestina seperti Netanyahu

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Politisi Israel Naftali Bennett, pemimpin partai sayap kanan.
Foto: AP/Tsafrir Abayov
Politisi Israel Naftali Bennett, pemimpin partai sayap kanan.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebagian besar Warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki pada Kamis (3/6) menolak perubahan dalam pemerintahan Israel. Mereka mengatakan sosok pemimpin nasionalis yang akan menggantikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kemungkinan akan mengejar agenda sayap kanan yang sama.

Naftali Bennett akan menjabat sebagai perdana menteri setelah membentuk koalisi yang melibatkan partai dari berbagai spektrum politik di Israel. Dia adalah mantan kepala organisasi pemukim utama Tepi Barat. Bennett diketahui turut mendukung pencaplokan wilayah Palestina.

Baca Juga

“Tidak ada perbedaan antara satu pemimpin Israel dan yang lain,” kata Ahmed Rezik (29 tahun) yang merupakan seorang pegawai pemerintah di Gaza dilansir Arab News, Jumat (4/6).

“Mereka baik atau buruk bagi bangsa mereka. Dan ketika mereka datang kepada kami, mereka semua jahat, dan mereka semua menolak untuk memberikan hak dan tanah mereka kepada orang-orang Palestina," kata Rezik menambahkan.

Seorang perwakilan untuk Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)

Bassem Al-Salhi mengatakan Bennett tidak kalah ekstrem dari Netanyahu. "Dia (Bennett) akan memastikan untuk mengungkapkan betapa ekstremnya di pemerintahan," ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh juru bicara Hamas, Hazem Qassem. “Palestina telah melihat lusinan pemerintah Israel sepanjang sejarah, kanan, kiri, tengah, begitu mereka menyebutnya. Namun mereka semua bermusuhan ketika menyangkut hak-hak rakyat Palestina kami dan mereka semua memiliki kebijakan ekspansionisme yang bermusuhan,” kata Qassem.

Koalisi pemerintahan akan mencakup partai Islamis yang dipilih oleh anggota minoritas Arab Israel sebesar 21 persen. Mereka merupakan warga Palestina berdasarkan budaya dan warisan. Namun berdasarkan kewarganegaraan, mereka adalah warga Israel.

Ketua Partai Arab Bersatu sekaligus anggota Knesset, Mansour Abbas, mengatakan koalisi pemerintah berjanji akan mengalokasikam lebih dari 53 miliar shekel atau 16 miliar dolar AS. Anggaran itu ditujukan untuk meningkatkan infrastruktur dan memerangi kejahatan serta kekerasan di kota-kota Arab. Abbas telah dikritik di Tepi Barat dan Gaza karena berpihak pada musuh.

“Dia adalah pengkhianat. Apa yang akan dia lakukan ketika mereka memintanya untuk memilih meluncurkan perang baru di Gaza? Apakah dia akan menerimanya, menjadi bagian dari pembunuhan warga Palestina?" ujar seorang warga Gaza Badri Karam (21 tahun).

Bennett akan mengisi posisi perdana menteri selama dua tahun. Setelah itu, jabatan itu bakal diemban oleh rekan koalisinya yakni pemimpin partai Yesh Atid, Yair Lapid.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement