Jumat 04 Jun 2021 15:00 WIB

Kiprah Politikus Arab-Muslim Capai Pemerintahan Baru Israel

Mansour Abbas bergabung dengan oposisi untuk menggulingkan Netanyahu.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Kiprah Politikus Arab-Muslim Capai Pemerintahan Baru Israel. Kepala faksi Raam (United Arab List) Israel Mansour Abbas. Ini adalah partai dengan basis anggota warga Arab-Palestina yang tinggal di wilayah Israel.
Foto: REUTERS/Ronen Zvulun
Kiprah Politikus Arab-Muslim Capai Pemerintahan Baru Israel. Kepala faksi Raam (United Arab List) Israel Mansour Abbas. Ini adalah partai dengan basis anggota warga Arab-Palestina yang tinggal di wilayah Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpolitikan Israel mencatatkan sejarah baru dengan keterlibatan partai berhaluan Islam, Raam (United Arab List), dalam koalisi membentuk pemerintahan baru. Partai dengan basis anggota warga Arab-Palestina yang tinggal di wilayah Israel itu dipimpin seorang politikus islamis Mansour Abbas.

Abbas tampak menyeringai di samping seorang pemimpin Yahudi sayap kanan dan sekutunya, beberapa saat setelah mendukungnya sebagai perdana menteri dan memberinya mayoritas yang memerintah. Demi menggulingkan perdana menteri terlama Israel, Benjamin Netanyahu, Abbas bergabung untuk mengamankan mayoritas tipis untuk partai-partai Yahudi.

Baca Juga

United Arab List ini akan menjadi partai pertama yang diambil dari 21 persen minoritas Arab di negara itu yang bergabung dengan pemerintah Israel. Namun, persetujuan parlemennya masih tertunda. Abbas sendiri telah mengesampingkan perbedaan dengan calon perdana menteri baru, Naftali Bennet.

Bennet merupakan mantan pemimpin organisasi pemukiman besar Yahudi dan pendukung pencaplokan sebagian besar Tepi Barat yang diduduki, tanah yang diincar orang Palestina untuk sebuah negara. Bennett mengatakan, segala keberatan yang mungkin dia miliki telah dipatahkan karena tidak ada satu kata nasionalis dalam tuntutan Abbas.

Abbas, yang merupakan seorang dokter gigi, mengatakan ia berharap memperbaiki kondisi warga Arab yang mengeluhkan diskriminasi dan pengabaian pemerintah. "Kami memutuskan bergabung dengan pemerintah untuk mengubah keseimbangan kekuatan politik di negara ini," katanya dalam sebuah pesan kepada para pendukungnya setelah menandatangani perjanjian koalisi dengan Bennett dan pemimpin oposisi Yair Lapid, Jumat (4/6).

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement