Jumat 04 Jun 2021 17:37 WIB

Di Industri Rokok, Petani Raih Untung Terendah

Harga tembakau ditentukan oleh industri rokok dan petani memiliki daya tawar rendah

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang petani merawat tanaman tembakau jenis Kemloko di perladangan lereng gunung Sindoro, Bansari, Temanggung, Jateng.  Harga tembakau ditentukan oleh industri rokok dan petani memiliki daya tawar rendah
Foto: ANTARA/Anis Efizudin
Seorang petani merawat tanaman tembakau jenis Kemloko di perladangan lereng gunung Sindoro, Bansari, Temanggung, Jateng. Harga tembakau ditentukan oleh industri rokok dan petani memiliki daya tawar rendah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC) Unimma Magelang, Retno Rusdijati mengatakan di dalam industri rokok, petani menjadi pihak yang mendapatkan keuntungan paling rendah. Beberapa kerugian telah dialami petani termasuk juga kesehatan mereka.

"Di dalam tata niaga pertembakauan, sebenarnya petani ini merupakan ujung tombak. Tapi kenyataannya petani masih mempunyai penghasilan di bawah UMR, juga petani merupakan kelompok yang paling rentan terutama ditinjau dari aspek kesehatan," kata Retno, dalam diskusi daring Jumat (4/6).

Beberapa faktor yang merugikan petani tembakau antara lain yakni karakteristik tanaman tembakau yang merupakan tanaman semusim. Artinya, tanaman tembakau hanya tumbuh di musim kemarau.

Selain itu, kata Retno, sifat pasar tembakau adalah pasar oligopsoni. Dengan sifat pasar oligopsoni, artinya harga tembakau ditentukan oleh industri rokok dan petani memiliki daya tawar rendah.