Jumat 04 Jun 2021 18:43 WIB

Netanyahu Melawan, Koalisi Lapid Dinilai Berbahaya

Netanyahu meminta semua faksi sayap kanan bersatu.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid, seorang sentris sekuler, telah terkunci dalam pembicaraan dengan nasionalis agama Naftali Bennett tentang persyaratan
Foto: Arabnews.com
Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid, seorang sentris sekuler, telah terkunci dalam pembicaraan dengan nasionalis agama Naftali Bennett tentang persyaratan

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhirnya buka suara usai Pemimpin Oposisi Yair Lapid umumkan koalisi pemerintahan baru, Kamis (3/6) waktu setempat. Netanyahu mengecam koalisi partai yang dikumpulkan Lapid.

Dia menyebut koalisi 'berbahaya' dari partai-partai oposisi yang mendirikan pemerintahan baru untuk bertujuan menggulingkan pemimpin terlama di negara itu. "Semua anggota parlemen sayap kanan harus menentang pemerintah sayap kiri yang berbahaya ini," kata Netanyahu di Twitter seperti dikutip laman The Guardian, Jumat (4/6). Dia menuduh koalisi Lapid-Bennett telah "dijual habis" kepada politisi dari minoritas Arab di negara itu.

Baca Juga

Sehari setelah Lapid mengumumkan bahwa dirinya dan mitra sayap kanan Naftali Bennett membentuk pemerintahan perubahan, perlawanan dimulai untuk mendapatkan suara di parlemen dan pelantikan.  Prosesnya bisa memakan waktu dua pekan atau lebih. Sementara koalisi tetap tentan runtuh.

Koalisi pemerintahan yang dibentuk Lapid terdiri dari campuran partai saingan dengan ideologis, termasuk  termasuk nasionalis agama Yahudi dan Islamis Arab, yang dipersatukan hanya oleh keinginan bersama untuk menggulingkan Netanyahu.