Jumat 04 Jun 2021 18:44 WIB

Lahan untuk Bendungan Ibu Kota Negara Baru Mulai Dibebaskan

Lahan genangan yang dibebaskan untuk sumber kebutuhan air bersih mencapai 342 ha.

Foto aerial kawasan ibu kota negara baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Foto aerial kawasan ibu kota negara baru di Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, PANAJAM -- Lahan untuk lokasi genangan bendungan di wilayah Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, baru mulai dibebaskan. Lahan genangan ini, untuk memenuhi kebutuhan air bersih ibu kota negara Indonesia yang baru.

"Kami pastikan pembebasan lahan genangan Bendungan Sepaku mulai dilakukan," ujar Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Penajam Paser utara, Nicko Herlambang di Penajam, Jumat (4/6).

Sesuai rencana, dia menjelaskan, BWS (balai wilayah sungai) Kalimantan Timur, akan membebaskan lahan mencapai 342 hektare untuk lokasi genangan bendungan tersebut. Saat ini, sejumlah wilayah di Kecamatan Sepaku masuk dalam lokasi genangan bendungan yakni, Desa Tengin Baru, Sukomulyo dan Desa Argomulyo.

"Kami harapkan pembebasan lahan genangan bendungan itu dapat selesai pada tahun ini (2021), sehingga segera dilanjutkan dengan pembangunan fisik," kata Nicko.

Sebelumnya, BWS Kalimantan Timur telah membebaskan 88 hektare lahan untuk lokasi pembangunan Bendungan Sepaku, yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN. Pembangunan Bendungan Sepaku seluas 430 hektare tersebut bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang tinggal di ibu kota negara Indonesia yang baru.

Bendungan Sepaku juga bermanfaat untuk pengendalian banjir serta dijadikan daerah pariwisata waduk dan konversi DAS (daerah aliran sungai) Tengin Baru. Bendungan yang dibangun di wilayah Kecamatan Sepaku tersebut memiliki daya tampung sekitar 11,6 juta kubik dengan debit air 2.400 liter per detik.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement