REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, siap menambah ruang isolasi di setiap rumah sakit khusus pasien positif COVID-19. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus wabah COVID-19.
"Kapasitasnya kami masih ada, rumah sakit kami (RSUD) kan 200 (tempat tidur) kapasitasnya, kami mau tambah lagi," kata Bupati Garut Rudy Gunawan di Garut, Jumat (4/6).
Ia menuturkan, sejak sepekan terakhir kasus wabah COVID-19 di Garut terus terjadi penambahan positif baru maupun yang meninggal dunia. Tercatat pasien positif COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, kata dia, sebanyak 250 orang, dan yang paling banyak dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Slamet Garut, sisanya tersebar di rumah sakit swasta.
"Rumah sakit sekarang semuanya itu kurang lebih ada 250 orang di berbagai rumah sakit yang terbanyak ada di Rumah Sakit Dr Slamet, hari ini sampai 150 orang," katanya.
Ia menyampaikan, seluruh rumah sakit di Garut telah menyiapkan ruang isolasi untuk pasien COVID-19, dan siap melakukan pelayanan selama 24 jam. Rumah sakit itu, kata dia, hanya melayani pasien dengan gejala berat atau kondisinya sudah sangat darurat, sedangkan tidak bergejala dianjurkan menjalani isolasi mandiri di rumah sakit.
"Kita mengedepankan isolasi mandiri, tapi rumah sakit kita full 24 jam, kita menerima yang mempunyai gejala yang sangat darurat," katanya.
Ia menambahkan, selain rumah sakit, rumah susun yang ada di Garut juga akan disiapkan untuk ruang isolasi bagi pasien positif COVID-19. "Kami menyediakan rumah susun, kalau di desa kan di Bungbulang (warga satu kampung positif) di Gor diisolasi," katanya.