Jumat 04 Jun 2021 21:12 WIB

Kemenperin Upayakan Kemandirian Produksi Alutsista Nasional

Pengembangan bisnis PT Len akan didorong ke arah brainware.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Logo PT Len Industri (Persero). Kementerian Perindustrian mendorong kemandirian alutsista Indonesia salah satunya melalui PT Len Industri.
Logo PT Len Industri (Persero). Kementerian Perindustrian mendorong kemandirian alutsista Indonesia salah satunya melalui PT Len Industri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya mewujudkan Indonesia mandiri dalam produksi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Hal ini perlu ditopang dengan memacu kemampuan industri di Tanah Air agar dapat memanfaatkan teknologi tinggi sekaligus mengoptimalkan penggunaan bahan baku lokal.

"Oleh karenanya, kami mendorong peran penting PT Len Industri (Persero) untuk mendukung NKRI dalam konteks kemandirian alutsista. Khususnya di bidang teknologi berbasis elektronik," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat melakukan kunjungan kerja di PT Len Industri (Persero), Bandung, Jawa Barat, Jumat (4/6).

Baca Juga

Agus mengapresiasi PT Len atas strateginya dalam pengembangan berbagai produk unggulan yang turut berkontribusi dalam menjaga kedaulatan bangsa. Melihat peran PT Len sebagai integrator, pemerintah akan mendukung pengembangan ekosistem industri elektronika sebagai penunjang proses bisnis perusahaan.

"Pengembangan akan didorong ke arah brainware atau software sesuai karakteristik bisnis yang mementingkan perangkat lunak, demi menjaga keamanan dan keselamatan," kata Agus.

Ia melanjutkan, selain sebagai lead integrator untuk memenuhi kebutuhan alutsista berbasis teknologi elektronik, PT Len juga memiliki dua operasional penting. Pertama, pengembangan industri transportasi khususnya di bidang perkeretaapian. Kedua, industri energi baru terbarukan melalui pembuatan panel surya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement