Jumat 04 Jun 2021 23:22 WIB

Satgas: Lima pasien Covid-19 di Sumut Meninggal

Total kasus meninggal akibat Covid-19 di Sumut hingga 4 Juni sudah 1.058 orang

 Seorang petugas kesehatan mengambil sampel swab dari seorang warga selama tes Covid-19 di sebuah pemukiman di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 03 Juni 2021. Sebanyak lima orang pasien Covid-19 di Sumatra Utara meninggal dalam satu hari sehingga total kasus meninggal hingga 4 Juni sudah 1.058.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Seorang petugas kesehatan mengambil sampel swab dari seorang warga selama tes Covid-19 di sebuah pemukiman di Medan, Sumatera Utara, Indonesia, 03 Juni 2021. Sebanyak lima orang pasien Covid-19 di Sumatra Utara meninggal dalam satu hari sehingga total kasus meninggal hingga 4 Juni sudah 1.058.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sebanyak lima orang pasien Covid-19 di Sumatra Utara meninggal dalam satu hari sehingga total kasus meninggal hingga 4 Juni sudah 1.058.

"Lima orang pasien Covid-19 di Sumut yang meninggal dalam satu hari itu semuanya berasal dari Kota Medan, " ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah di Medan, Jumat (4/6).

Dengan bertambah lima, maka total jumlah pasien meninggal di Sumut hingga 4 Juni mencapai 1.058. Menurut Aris Yudhariansyah, penambahan jumlah pasien meninggal itu sejalan dengan peningkatan pasien terkonfirmasi.

Pada hari yang sama, kasus terkonfirmasi bertambah 97 orang sehingga totalnya menjadi 32.374 orang, Pasien baru terkonfirmasi yang 97 orang itu masing-masing dari Kota Medan 32 orang, Deliserdang 22, Padangsidimpuan 10, Tapanuli Utara 8, Batubara 8 orang, Dairi 7,Simalungun 6 dan Tanjungbalai 4 orang.

"Syukurnya jumlah pasien yang sembuh bertambah juga sebanyak 76 orang dalam satu hari," ujar Aris. Pasien sembuh itu masing-masing dari Deliserdang 34 orang, Medan 24, Dairi 8, Batubara 3, Tebingtinggi 2, Toba 2, Binjai 1 Langkat 1 dan Karo 1 orang.

"Pemprov Sumut masih dan terus mengawasi penerapan prokes (protokol kesehatan) di tengah masyarakat untuk menekan lonjakan COVID-19, " katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement