Stasiun Solo Balapan Miliki Masjid Berkapasitas 600 Jamaah
Rep: Binti Sholikah/ Red: Fernan Rahadi
Kondisi ruang tunggu KA Bandara di Stasiun Solo Balapan yang diresmikan PT KAI pada Kamis (29/8). | Foto: Republika/Binti Sholikah
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta membangun masjid berkapasitas 600 jamaah di Stasiun Solo Balapan. Masjid diletakkan di bagian depan bersebelahan dengan pintu masuk agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar stasiun.
Sebelumnya, Stasiun Solo Balapan hanya memiliki mushala kecil yang terletak di pojok tidak jauh dari peron kereta api.
Peletakan batu pertama masjid tersebut dilaksanakan pada Jumat (4/6). Acara dihadiri oleh Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo, Komisaris PT KAI (Persero) Riza Primadi, Sekda Solo Ahyani, jajaran Direksi PT KAI serta jajaran forkopimda Kota Solo.
Pembangunan dilaksanakan oleh PT Surya Kencana Baru selaku pemenang tender dalam jangka waktu enam bulan.
Kepala Daop 6 Yogyakarta, Asdo Atrivianto, mengatakan, rencana pembangunan masjid di Stasiun Solo Balapan di atas lahan seluas 700 meter persegi dengan luas bangunan 735 meter persegi. Masjid yang terdiri dari dua lantai tersebut berkapasitas 600 jamaah.
Masjid tersebut juga akan dilengkapi dengan fasilitas pedestrian, taman, kamar mandi dan tempat wudu baik pria maupun wanita, menara, loker, ruang alat, perpustakaan dan ruang serbaguna.
"Semoga dengan pembangunan masjid ini bisa membawa kemaslahatan umat Muslim, baik bagi penumpang kereta api maupun masyarakat di sekitar Stasiun Solo Balapan," kata Asdo dalam laporannya di acara tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo menyatakan, model masjid mengadopsi gaya Timur Tengah. Sehingga, diharapkan bisa memperkaya wajah Kota Solo. Peletakan masjid di pintu masuk sehingga seluruh penumpang kereta api saat memasuki kawasan stasiun akan melihat masjid tersebut sebagai suatu oase atau penyejuk.
"Harapan kami masjid ini bermanfaat bagi masyarakat yang mentransformasikan masyarakat Solo dalam membangun perekonomian. PT KAI ingin menjadi bagian dalam membangun ekonomi di Kota Solo," ujae Didiek.
Didiek menambahkan, PT KAI akan mengembangkan lima stasiun utama di Indonesia. Salah satunya, Stasiun Solo Balapan. "Kami telah meminta kesediaan Bapak Wali Kota Solo dalam menata kawasan ini karena penumpang kami semakin bertambah setiap tahunnya," imbuh Didiek.
Didiek berharap, setelah dibangunnya rumah ibadah tersebut, dapat dirawat dan menjadi pusat kegiatan keagamaan masyarakat setempat maupun penumpang kereta api.
VP Architecture and Building PT KAI, Endiyanto, mengatakan, masjid tersebut dibangun sebagai satu rangkaian kegiatan penataan Stasiun Solo Balapan. Sebelumnya telah dilakukan penataan layanan sasiun, kemudian penataan dan perluasan parkir, dilanjutkan pembangunan masjid. Salah satu tujuannya sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk meningkatkan pelayanan terhadap penumpang kereta api dan memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar. "Desain masjid mengadopsi unsur-unsur nuansa Islami, dilengkapi menara yang umum kita temui di masjid-masjid Timur Tengah dan Indonesia," ucapnya.
Bersamaan dengan kegiatan peletakan batu pertama pembangunan masjid tersebut, juga diserahkan santunan kepada anak-anak dari Yayasan Yatim Piatu Aitam Indonesia.