REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Perekonomian daerah memegang peranan penting dalam mengungkit pertumbuhan ekonomi nasional, terutama di masa pandemi ini. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso melihat pandemi yang sedang dihadapi bangsa ini justru bisa menjadi tantangan sekaligus peluang untuk menghasilkan terobosan dengan memaksimalkan keunggulan yang dimiliki daerah masing-masing untuk menjadi potensi ekonomi baru. Mulai dari pertanian, pertambangan, agribisnis, pengolahan, kerajinan, dan sebagainya.
"Dalam diskusi saya dengan Walikota Solo @pemkot_solo Mas Gibran Rakabuming Raka @gibran_rakabuming, Bupati Karanganyar, Bapak Juliyatmono, Wakil Bupati Sragen Bapak Suroto, Perwakilan Kadin Surakarta Bapak Gareng S Haryanto, serta beberapa perwakilan ekonom maupun akademisi yang ada di Surakarta pada hari ini (4/6), kami membahas potensi ekonomi dan pembangunan Solo Raya dan bagaimana sektor keuangan dapat mendukung dalam pembiayaan sektor produktif," ujar Wimboh menuliskan dalam akun instagramnya hari ini.
Menurut Wimboh, Solo memiliki potensi ekonomi yang tinggi dari pembangunan infrastruktur serta kerajinan UMKM-nya seperti batik, blangkon, keris, dan makanan tradisional. Berbagai alternatif pembiayaan dapat digunakan oleh para pelaku usaha, mulai dari perbankan, lembaga pembiayaan, pasar modal, sampai bank wakaf mikro untuk masyarakat yang belum tersentuh lembaga keuangan formal.
Hal ini didukung dengan mulai melandainya tren restrukturisasi kredit sektor perbankan di Solo yang menandakan bahwa aktivitas ekonomi sudah mulai bergerak. "Potensi ini tentunya harus berjalan seiringan dengan program vaksinasi serta protokol kesehatan yang ketat oleh seluruh pihak agar mobilitas dan aktivitas ekonomi dapat terus bergerak dan menghasilkan multiplayer effect yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas," ujarnya.
Dalam acara Sarasehan dan Koordinasi Pemulihan Ekonomi Solo Raya itu, Ketua Dewan Komisioner OJK memaparkan penjelasan mengenai potensi pembangunan dan pembiayaan area Solo Raya yang meliputi Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, dan Klaten (Subosukowonosraten). Dijelaskan perihal rencana pembangunan infrastruktur yang melibatkan sektor jasa keuangan.
Di wilayah tersebut dapat diidentifikasi masalah di antaranya mayoritas pengrajin UMKM belum memiliki NPWP yang disyaratkan untuk mengajukan pinjaman. Lalu dalam penyediaan prasarana umum antarkabupaten atau kota ternyata ditemukan bahwa akses jalan tol yang terbatas dan akses bis wisata yang dibatasi. "Belum ada exhibition hall yang memadai dan sport tourism belum optimal," ujar Wimboh dalam paparannya yang berjudul 'Membangkitkan Perekonomian Solo Raya'.
Sejauh ini, progress pembangunan di area Solo Raya melalui dukungan Pemda dan Sektor Jasa Keuangan dikemukakan bahwa manfaatnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut pascapandemi. Lalu meningkatkan kontribusi PDRB Solo Raya terhadap PDB, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Adapun sasarannya adalah meningkatkan konektivitas dan pembangunan infrastruktur kota Solo Raya yang terintegrasi.
Saat ini sedang dibangun jalan tol yang menghubungkan Solo dengan Yogyakarta. Ruas tol sepanjang 96,57 kilometer ini akan melalui tujuh kabupaten di Jawa Tengah dan DIY.
Wimboh menjelaskan jalan tol akan memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya sektor pariwisata, pertanian dam perdagangan kawasan Yogyakarta-Solo dan Bawen. Jalan tol ini juga akan meningkatkan investasi di kawasan Solo dan Bawen, meningkatkan lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan daerah.
Saat ini jalan tol masih dalam tahap perencanaan konstruksi. Pembebasan tanah diperkirakan selesai 2021 dan konstruksi dimulai pada 2021-2022.