Ahad 06 Jun 2021 02:30 WIB

Pengguna Rokok Elektronik Juga Lebih Berisiko Kena Covid-19

Perilaku pengguna rokok elektronik berisiko membuatnya terkena Covid-19.

Red: Reiny Dwinanda
Cairan rokok elektronik (vape). Dokter paru mengingatkan, rokok elektronik bukanlah alat bantu untuk berhenti merokok.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Cairan rokok elektronik (vape). Dokter paru mengingatkan, rokok elektronik bukanlah alat bantu untuk berhenti merokok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan cuma perokok konvensional, pengguna rokok elektronik juga punya risiko terkena Covid-19 lebih tinggi. Survei daring pada Mei 2020 terhadap 4.351 orang usia 13-24 tahun menemukan bahwa diagnosis Covid-19 lima kali lebih mungkin pada pengguna rokok elektronik.

"Tujuh kali lebih mungkin pada dual user (rokok konvensional dan elektronik) dan 6,8 lebih mungkin pada pengguna dual user selama 30 hari terakhir, serta gejala terlihat hampir lima kali lebih banyak pada pengguna dual user selama 30 hari terakhir," jelas dr. Feni Fitriani Taufik, SpP(K), M. Pd.Ked dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dalam webinar kesehatan, Sabtu.

Baca Juga

Feni pun memaparkan alasan mengapa rokok elektronik bisa meningkatkan risiko terkena Covid-19. Pertama, rokok elektronik dapat merusak paru dan mengganggu sistem imunitas.

Ketika paru rusak dan imunitas turun, individu bakal lebih rentan dan lebih mudah terserang virus. Selain itu, aerosol dari rokok elektronik bisa berupa droplet yang mengandung virus.