REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menekankan percepatan vaksinasi di sektor pelayanan publik, utamanya guru. Jelang diberlakukannya pembelajaran tatap muka pada Juli 2021, tercatat baru 82.995 guru SMA/ SMK/ SLB di Jatim yang divaksin Covid-19, dari total sasaran sebanyak 121.924.
Artinya, masih sekitar 40.572 guru di Jatim yang belum menerima vaksin Covid-19. Padahal, jika sesuai rencana, kurang dari sebulan pembelajaran tatap muka akan digelar.
"Tinggal 30 persen yang belum, dan akan kami massifkan vaksinasinya," ujar Khofifah, Ahad (6/6).
Hampir sama dengan vaksinasi untuk warga lanjut usia, vaksinasi untuk guru SMA/ SMK/ SLB di bawah naungan Pemprov Jatim juga menemukan kendala dalam pelaksanaannya. Walaupun demikian, Khofifah masih optimistis angka tersebut akan terus naik dan bisa sesuai target.
Khofifah menjelaskan, capaian vaksinasi petugas publik di Jatim hingga Kamis (3/6), untuk dosis pertama mencapai 102,94 persen dengan total vaksinasi sebanyak 2.131.589 dosis. Sedangkan untuk dosis kedua, capaian vaksinasi baru 47,79 persen dengan total 989.650 dosis.
Sedangkan, untuk total stok vaksin di kabupaten/ kota se-Jatim hingga saat ini penerimaan dan pemakaiannya mencapai 2.590.546 dosis. Total stok setelah dikurangi pemenuhan dosis kedua adalah 1.115.126 dosis.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita menyatakan, pihaknya menggunakan cara door to door untuk memassifkan vaksinasi terhadap warga lanjut usia. Upaya ini dilakukan supaya para lansia ini bersedia untuk mengikuti vaksinasi.
"Bagi lansia yang tidak mau itu kita datangi, kita door to door. Kita keliling, kita rayu, awalnya memang menolak, tapi setelah kita beri pengertian, akhirnya banyak yang mau," kata dia.
Febria mencatat, vaksinasi terhadap lansia di Surabaya telah mencapai 83 persen. Sementara untuk pelayanan publik, vaksinasi telah mencapai 350 persen. "Saya berharap akhir Juni baru bisa selesai 100 persen (vaksinasi) lansia," ujarnya.