REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Sutradara Quentin Tarantino kemungkinan menjadikan film Once Upon a Time in Hollywood sebagai film terakhirnya. Film pertama Tarantino, Reservoir Dogs mendapat pujian kritis pada 1992.
Film keduanya, Pulp Fiction (1994) menjadikan Tarantino sebagai sineas kesayangan film indi, dan melambungkannya menjadi salah satu sutradara terbesar di dunia. Pada 2021, Tarantino mempertahankan statusnya sebagai salah satu dari sedikit sutradara yang namanya saja dapat menjual film.
Hal itu memang ditegaskan kembali pada 2019 dengan Once Upon a Time in Hollywood, penghormatan penuh kasih Tarantino pada adegan film 1960-an (yang saat ini sedang dia kerjakan ulang menjadi sebuah novel yang mengungkap latar belakang Cliff Booth).
Setelah kemenangan terakhirnya, penggemar Tarantino hanya bisa bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan untuk film berikutnya, yang menjadi ke-10 dalam filmografinya. Selama bertahun-tahun, Tarantino bersikeras akan mengakhiri kariernya dengan film ke-10, karena dia tidak ingin menghabiskan waktunya seperti banyak sutradara hebat lainnya.
Berbicara baru-baru ini di "Pure Cinema Podcast", Tarantino tidak hanya menegaskan kembali keinginannya mengakhiri kariernya, dia juga berbicara tentang kemungkinan tidak bertahan untuk membuat film ke-10 yang dijanjikan itu.
"Maksud saya, sebagian besar film terakhir sutradara sangat buruk. Itu membuat saya berpikir bahwa mungkin saya tidak boleh membuat film lain," kata Tarantino dilansir Screen Rant, Ahad (6/6).
Tarantino menjadikan sutradara Bonnie dan Clyde Arthur Penn sebagai contoh spesifik dari pembuat film yang bertahan terlalu lama, dengan mengatakan film terakhirnya kurang bagus. Tarantino juga berbicara tentang menjadi seorang suami dan ayah di usia akhir 50an, dan bagaimana dia mungkin ingin mundur ke dalam kehidupan menulis, kemudian menjadi sastrawan.
Tentu saja, Tarantino selalu berada dalam situasi yang sangat berbeda dengan sutradara seperti Penn, yang bekerja mengambil pekerjaan studio. Tarantino sebagai seorang independen sejati belum pernah melakukannya. Padahal, Tarantino tidak harus mengakhiri kariernya seperti itu, karena dia pasti bisa membuat satu film terakhir sebagai film independen dengan caranya sendiri.
Pertimbangan Tarantino secara terbuka untuk pensiun mungkin tampak seperti satu contoh sutradara yang selalu berlebihan berpikir. Tarantino memiliki kebiasaan mendiskusikan rencana dan proyek secara terbuka, yang sebagian besar tidak pernah membuahkan hasil.
Dengan kata lain, siapa yang tahu apa yang akan dilakukan Tarantino pada akhirnya? Jika Once Upon a Time in Hollywood menjadi film terakhirnya, itu akan menjadi karya yang bagus untuk ditonton. Namun tidak akan mengejutkan melihat tiba-tiba dia mengumumkan film baru.