Senin 07 Jun 2021 00:45 WIB

Amankah Mengandalkan Kopi Demi Terjaga Sepanjang Malam?

Secangkir kopi sering diandalkan demi terjaga sepanjang malam mengerjakan tugas.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Secangkir kopi sering diandalkan demi terjaga sepanjang malam mengerjakan tugas.
Foto: Pixabay
Secangkir kopi sering diandalkan demi terjaga sepanjang malam mengerjakan tugas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Secangkir kopi mungkin dapat membuat seseorang tetap terjaga sepanjang malam demi menyelesaikan tugas. Atau, dalam rangka persiapan tugas menantang keesokan harinya.

Menurut penulis studi Kimberly Fenn, seorang profesor kognisi dan ilmu saraf kognitif di Michigan State University, kafein atau kandungan dalam kopi kemungkinan akan meningkatkan suasana hati dan kewaspadaan seseorang. Selain itu, juga dapat membantu tingkat fokus seseorang untuk mengerjakan tugas-tugas sederhana. Namun, ternyata tidak akan banyak membantu untuk membantu meningkatkan tugas-tugas yang lebih kompleks. 

Baca Juga

"Kafein tidak bisa menggantikan tidur malam, dan sangat penting bahwa individu memprioritaskan tidur dan jika mereka harus bertahan semalaman tanpa tidur, mereka mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan dan menghindari mengemudi mobil atau melakukan tugas berisiko tinggi," kata Fenn, dilansir laman Upi.com, Ahad (6/6).

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang apakah kafein bermanfaat bagi orang yang menghadapi kurang tidur, peneliti meminta lebih dari 275 orang untuk menyelesaikan tugas dalam waktu singkat. Hasilnya, orang-orang tetap terjaga semalaman di lab atau tidur di rumah.

Di pagi hari, semua peserta mengonsumsi kapsul yang mengandung 200 miligram kafein atau plasebo dan menyelesaikan tugas masing-masing. Secangkir kopi biasa 8 ons mungkin mengandung 75 hingga 120 mg kafein.

Sejatinya, berusaha terjaganaloas bergadang dengan kopi agar lebih fokus keesokan harinya boleh dibilang mitos. Sebaliknya, tidur berkualitas adalah kunci agar seseorang dapat fokus dan produktif dalam aktivitas harian.

Kurang tidur dapat mengganggu kinerja pada kedua tugas yang dikerjakan. Kafein membantu orang berhasil mencapai tugas yang lebih mudah, tetapi bukan yang lebih sulit, menurut studi tersebut.

“Jika Anda kurang tidur, penggunaan kafein hanya akan membantu Anda dengan waktu reaksi, bukan dengan mampu mengingat langkah-langkah yang perlu Anda lakukan dalam suatu prosedur,” kata Michael Breus, pakar obat tidur dan psikolog klinis di Los Angeles yang tidak memiliki hubungan dengan studi.

Temuan itu dipublikasikan dalam Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition. Pakar lain yang bukan bagian dari penelitian juga menunjukkan bahwa kurang tidur berbahaya, terutama dalam jangka panjang. 

Ahli obat tidur Dr Raj Dasgupta, asisten profesor kedokteran klinis. di Keck School of Medicine di University of Southern California, dan juru bicara American Academy of Sleep Medicine mengayakan terjaga sepanjang malam adalah hal terburuk yang dapat dilakukan untuk berhasil dalam ujian.

"Anda membutuhkan tidur nyenyak yang berkualitas baik jika Anda sedang mengerjakan ujian atau melakukan tugas yang rumit di tempat kerja,” ujarnya.

Studi baru dinilai hanya melihat bagaimana kafein melawan satu malam kurang tidur, tetapi kurang tidur sering kali memberikan dampak kronis. Thomas Roth, direktur Sleep Disorders and Research Center di Henry Ford Health System menjelaskan jika tidur lima jam semalam, maka orang menumpuk utang tidur, jadi meskipun kopi membantu di hari pertama, itu akan membantu lebih sedikit pada hari kelima karena orang menumpuk lebih banyak utang tidur.

Orang juga akan mengembangkan toleransi terhadap kopi dan membutuhkan lebih banyak sehingga dapat meningkatkan risiko efek samping. Menurut Dr Camilo Ruiz, direktur medis di Spesialis Tidur dan Penyakit Dalam di Fort Lauderdale, Florida, kafein telah digunakan sebagai stimulan sementara untuk meningkatkan perhatian selama bertahun-tahun.

“Namun, efeknya berumur pendek dan efek samping seperti jantung berdebar-debar, gelisah dan meningkatkan buang air kecil, untuk beberapa nama, bisa lebih buruk daripada kurangnya perhatian atau kantuk itu sendiri,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement