Senin 07 Jun 2021 09:58 WIB

Oman Merencanakan Penjualan Sukuk Dolar AS pada 2021

Peringkat surat utang Oman terbilang buruk.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Sukuk (ilustrasi)
Foto: The middle east magazine online
Sukuk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, OMAN -- Oman telah memulai pembicaraan dengan bank untuk potensi penjualan obligasi syariah tahun ini. Sumber anonim Bloomberg menyebut rencana tersebut masih dalam tahapan awal.

Terakhir kali memanfaatkan pasar utang internasional yakni pada Januari dengan mengumpulkan 3,25 miliar dolar AS. Seorang juru bicara di Kementerian Keuangan tidak menanggapi permintaan komentar melalui email.

Peringkat surat utang Oman sendiri sebenarnya terbilang buruk. Pasar keuangan Oman adalah di antara yang terlemah di kawasan Teluk Arab dan rentan terhadap perubahan harga minyak serta gangguan dari pandemi global.

Fitch Ratings memperkirakan Oman akan mengalami defisit sebesar 6,1 persen dari produk domestik bruto tahun ini dan lima persen pada tahun 2022. Pada tahun 2020, defisit mencapai lebih dari 18 persen.

Proyeksi 2021 dipengaruhi oleh harga minyak yang lebih tinggi dan langkah-langkah fiskal oleh pemerintah menghasilkan lebih banyak pendapatan. Pada kuartal pertama, defisit Oman melebar menjadi 751,4 juta rial, dari 26,3 juta rial pada periode yang sama tahun lalu.

Defisit fiskal dan jatuh tempo utang luar negeri akan berjumlah sembilan miliar dolar AS hingga 10 miliar dolar AS per tahun. Jumlah tersebut sekitar 13 persen dari PDB – pada 2021-2022, menurut Fitch.

Kementerian Keuangan telah mengatakan pada akhir Maret bahwa mereka sudah lebih dari setengah jalan untuk memenuhi total kebutuhan pendanaan sebesar 4,2 miliar real atau 10,9 miliar dolar untuk tahun ini. Dana terpenuhi dari pinjaman dan penarikan dari dana kekayaan negara.

Sejak mengambil alih kekuasaan pada Januari 2020 setelah kematian pendahulunya yang lama, Sultan Haitham bin Tariq telah memulai langkah-langkah dramatis untuk meningkatkan pundi-pundi Oman. Upaya tersebut termasuk pemotongan subsidi, memperkenalkan pajak pertambahan nilai dan bahkan merencanakan pajak penghasilan.

Pajak penghasilan sendiri akan menjadi yang pertama bagi negara Teluk Arab. Berbagai upaya tersebut menjadi bagian dari rencana jangka menengah untuk merombak ekonomi.

Salah satu upaya Oman untuk memotong pengeluaran dengan melepas ribuan pegawai negeri dari pekerjaan pemerintah. Ini melahirkan protes yang berlangsung berhari-hari, sesuatu yang jarang terjadi.

Bulan lalu, pasukan keamanan bentrok dengan puluhan demonstran Oman, yang berkumpul di kota industri Sohar untuk mengeluh tentang rekor pengangguran dan memburuknya kondisi ekonomi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement