REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sebanyak 1.200 rudal yang gagal meledak, termasuk tank dan peluru artileri yang ditembakkan pasukan Israel selama serangan pada 10 Mei, telah dihancurkan. Seorang insinyur bahan peledak di bawah Kementerian Dalam Negeri Gaza, Muhammad Miqdad, mengatakan, tim teknik bahan peledak terus membuang sisa-sisa pengeboman di berbagai wilayah di Gaza.
Miqdad mengatakan, jika ribuan bom yang dijatuhkan Israel itu meledak, dapat menyebabkan pembantaian dalam jumlah besar dan kerusakan yang masif. Menyoroti kondisi kerja yang buruk, ia meminta badan-badan internasional, seperti Komite Internasional Palang Merah, memantau pekerjaan di lapangan dan menyediakan peralatan yang diperlukan.
Miqdad mengatakan, Israel memblokir masuknya peralatan pelindung yang digunakan tim penjinak bom di Jalur Gaza. Hal itu membuat pekerjaan mereka menjadi lebih berat.
Gencatan senjata yang ditengahi Mesir mulai berlaku pada 21 Mei dini hari dan mengakhiri pengeboman selama 11 hari Israel di Jalur Gaza. Serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat menewaskan sedikitnya 289 orang, termasuk wanita dan anak-anak, serta meninggalkan jejak kehancuran. Pusat kesehatan dan kantor media, serta sekolah, termasuk di antara bangunan yang menjadi sasaran.