REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung mengungkapkan, keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit mengalami kenaikan. Apabila kasus Covid-19 terus mengalami kenaikan satu pekan terakhir maka pembelajaran tatap muka akan diusulkan kepada Wali Kota Bandung untuk ditunda.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, keterisian tempat tidur pasien Covid-19 di rumah sakit mengalami kenaikan. Namun begitu, positivity rate atau laju penyebaran Covid-19 saat ini masih berada di angka 6 persen. "Sekarang BOR 79 (persen) memang dulu di angka 93. Sekarang ada tren naik artinya yang bergejala bertambah tapi saya melihat positivity rate enam sekian persen dibandingkan kemarin tujuh persen semakin baik," ujarnya, Senin (7/6).
Ia mengatakan, data kasus penyebaran Covid-19 di Bandung sangat dinamis sehingga masyarakat harus tetap waspada secara maksimal. Pihaknya sudah meminta kepada dinas kesehatan agar meminta rumah sakit menambah tempat tidur dan mengoptimalkan tempat isolasi mandiri (isoman).
Angka keterisian tempat tidur di tempat isolasi mandiri di hotel sudah mencapai 80 persen. Pihaknya berencana menambah satu hotel sebab dari tiga hotel yang sebelumnya digunakan saat ini hanya berfungsi dua hotel. Sebab kerja sama dengan satu hotel lainnya sudah selesai.
Ema menambahkan, dari 79 persen keterisian tempat tidur pasien Covid-19 sekitar 52 persen merupakan penduduk Bandung dan 48 persen warga luar Bandung. Ia mengatakan, apabila kasus Covid-19 dan keterisian tempat tidur pasien Covid-19 naik naik maka pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dapat ditunda.
"Kalau BOR semakin meningkat masukannya dipending (PTM) tapi berharap kondisi ideal kejadian apapun harus lebih baik dari kemarin," katanya. Ia menambahkan, keputusan pelaksanaan PTM terbatas akan ditentukan oleh Wali Kota Bandung pada Jumat mendatang. "Iya dan tidak nanti oleh pak Wali Kota yang mengambil keputusan. Nanti hari Jumat kami ekspos," katanya.