REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Ayodhya akan diberi nama seorang pejuang muslim Maulvi Ahmadullah Shah Faizabadi.
Faizabadi juga dikenal sebagai mercusuar Kemerdekaan' karena membebaskan Awadh dari dominasi Inggris selama lebih dari dua tahun setelah pemberontakan dan juga meletakkan dasar bagi perjuangan kemerdekaan di masa depan.
Dilansir di hindustantimes.com, Yayasan Budaya Indo-Islam (IICF) mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu, (5/6) mengatakan masjid yang berada di Ayodhya Uttar Pradesh akan dinamai pejuang kemerdekaan terkenal dan revolusioner Maulvi Ahmadullah Shah Faizabadi.
Seluruh proyek terdiri dari masjid, rumah sakit, museum, pusat penelitian dan dapur umum untuk orang miskin dan akan didedikasikan untuk Faizabadi, yang meninggal dalam pemberontakan tahun 1857.
IICF mengatakan bahwa mereka mendedikasikan seluruh proyek untuk Faizabadi karena sejak 160 tahun setelah perang pertama Kemerdekaan, dia belum mendapatkan haknya dalam sejarah India.
Selama pemberontakan tahun 1857, Faizabadi bertempur bersama keluarga bangsawan seperti Nana Sahib dan Khan Bahadur Khan. Setahun setelah pemberontakan, dia dibunuh oleh raja Powayan Raja Jagannath Singh.
Dalam sebuah buku, 'History of Indian Mutiny', perwira Inggris George Bruce Malleson dan Thomas Seaton berulang kali menyebut Faizabadi dan berbicara tentang keberanian dan keberaniannya.
Masjid Ayodhya dan proyek rumah sakit dibangun di atas lahan seluas lima hektar yang diberikan kepada umat Islam setelah putusan Mahkamah Agung 2019 dalam kasus sengketa Masjid Ayodhya Babri. Perwalian IICF yang dibentuk oleh Dewan Wakaf Sunni telah mengambil keputusan untuk tidak menamai masjid tersebut dengan nama Kaisar Mughal Babur.
Awal tahun ini, perwalian tersebut menyerahkan rencana pembangunan masjid kepada Otoritas Pengembangan Ayodhya untuk disetujui. Masjid ini sedang dibangun di desa Dhannipur, Ayodhya.
Di bawah proyek ini, sebuah rumah sakit super-spesialisasi 300 tempat tidur, dapur umum dan pusat penelitian akan dibangun. Masjid ini juga akan memiliki ruang yang cukup untuk menampung sekitar 2.000 orang sekaligus.n Ratna Ajeng Tejomukti