Senin 07 Jun 2021 19:48 WIB

Dua Jembatan Rusak Akibat Topan Seroja Mulai Dibangun

Dua jembatan yang jadi urat nadi transportasi mulai dibangun usai diterjang topan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah warga duduk di atas mobil yang rusak akibat banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (6/4/2021). Cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja telah memicu bencana alam di sejumlah wilayah di NTT dan mengakibatkan rusaknya ribuan rumah warga dan fasilitas umum.
Foto: ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA
Sejumlah warga duduk di atas mobil yang rusak akibat banjir bandang di Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (6/4/2021). Cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja telah memicu bencana alam di sejumlah wilayah di NTT dan mengakibatkan rusaknya ribuan rumah warga dan fasilitas umum.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Nusa Tenggara Timur Maksi Nenabu mengatakan pemerintah pusat sudah mulai membangun dua jembatan yang rusak akibat terjangan badai siklon tropis seroja. Jembatan dibangun dengan anggaran Rp 370 miliar lebih.

"Pada tahap pertama pemerintah pusat sudah menyetujui adanya pembangunan dua jembatan yang rusak akibat seroja yaitu jembatan Benenai di Kabupaten Malaka dan Jembatan Termanu di Kabupaten Kupang," kata Maksi Nenabu ketika dihubungi di Kupang, Senin (7/6).

Baca Juga

Menurut dia jembatan Bebenai di Kabupaten Malaka yang rusak akibat terjangan banjir bandang dibangun dengan anggaran sekitar Rp 300 miliar. "Pengerjaan jembatan Benenai di Malaka sudah berproses dan ditangani langsung oleh pemerintah pusat," tegasnya.

Sementara pembangunan Jembatan Termanu di Kabupaten Kupang mulai dilakukan pada 2021 dengan anggaran Rp 70 miliar. "Pemerintah pusat memprioritaskan pembangunan dua jembatan itu karena menjadi urat nadi transportasi serta mendukung percepatan pembangunan ekonomi masyarakat," jelas Maksi.

Selain itu, pemerintah NTT juga telah mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk pembangunan puluhan unit jembatan yang rusak akibat terjangan badai siklon tropis seroja pada Ahad (4/4) silam. Maksi mengatakan anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan puluhan unit jembatan itu mencapai lebih dari Rp 200 miliar.

"Kami sudah usulkan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama lagi bisa disetujui pemerintah pusat. Pembangunan puluhan unit jembatan itu tidak bisa menggunakan anggaran daerah karena dananya sangat terbatas," tegas Maksi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement