Senin 07 Jun 2021 16:15 WIB

Fokus Menekan Kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan

Aparat TNI dan Polri dikirim ke Kudus awasi PPKM mikro di 60 desa zona merah.

Sejumlah pasien Covid-19 yang dijemput dari desa-desa tiba di rusun karantina Krapyak Kudus, Jawa Tengah, Ahad (6/6/21). Sebanyak 90 pasien Covid-19 di Kudus yang melakukan isolasi mandiri di rumah dipindahkan ke tempat karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, guna mendapatkan penanganan yang lebih terarah.
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Sejumlah pasien Covid-19 yang dijemput dari desa-desa tiba di rusun karantina Krapyak Kudus, Jawa Tengah, Ahad (6/6/21). Sebanyak 90 pasien Covid-19 di Kudus yang melakukan isolasi mandiri di rumah dipindahkan ke tempat karantina terpusat di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, guna mendapatkan penanganan yang lebih terarah.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Antara, Sapto Andika Candra, S Bowo Pribadi, Dadang Kurnia

Pemerintah memperkirakan peningkatan kasus penularan Covid-19 pascalibur Lebaran terjadi hingga awal Juli 2021. Pemerintah pun memastikan, penularan kasus di dua daerah terjaga agar tidak terjadi lonjakan yang lebih tinggi. Dua daerah tersebut adalah Kudus dan Bangkalan.

Baca Juga

"Berdasarkan pengalaman kita sebelumnya, puncak kenaikan kasus terjadi lima sampai tujuh minggu setelah liburan. Jadi, perkiraan kita masih akan ada kenaikan kasus sampai akhir bulan ini atau awal bulan depan," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, di Kantor Presiden, Senin (7/6).

"Kita sudah menyadari dan mempersiapkan adanya peningkatan kasus pascaliburan. Alhamdulillah, kami mempersiapkan kondisi terburuk kalau misalnya semua pasien harus masuk rumah sakit," katanya. Budi mengatakan, 72 ribu tempat tidur di fasilitas isolasi sudah disiapkan untuk menampung penderita Covid-19 yang membutuhkan tempat karantina.

"Pada 18 Mei lalu baru terisi 22 ribu. Sekarang sudah ada kenaikan sampai ke 31 ribu, tapi alhamdulillah kita masih miliki cadangan tempat tidur isolasi yang cukup," katanya.

Budi mengatakan, ada beberapa daerah yang mengalami peningkatan kasus penularan Covud-19 cukup tinggi, seperti Kabupaten Kudus di Jawa Tengah dan Kabupaten Bangkalan di Jawa Timur. "Khusus di Kudus, sebelumnya rumah sakit terisi 40-an tempat tidur kemudian dalam satu setengah minggu terakhir naik cukup tinggi sampai 350-an tempat tidur, sedangkan di Bangkalan yang tadinya tempat tidur isolasi terisi 10-an sekarang naik ke 70 sampai 80," kata Budi.

Budi mengatakan, kenaikan kasus tersebut karena Kudus daerah tujuan ziarah dan Madura tempat asal warga yang bekerja di negara tetangga. Pemerintah berupaya mengendalikan penularan Covid-19 di daerah yang mengalami peningkatan kasus.

"Nomor satu yang paling penting karena urusannya dengan nyawa, kita mengurai tekanan beban yang ada di rumah sakit dengan cara merujuk pasien yang berat dan sedang ke kota terdekat," kata Budi. "Untuk Kudus ke Semarang sementara untuk Bangkalan ke Surabaya. Alhamdulillah, kapasitas rumah sakit di Semarang dan Surabaya itu cukup untuk menerima rujukan dari Kudus dan Bangkalan," katanya.

Pemerintah, menurut dia, juga bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk mengerahkan tenaga kesehatan guna mendukung penanggulangan Covid-19 di daerah yang mengalami peningkatan kasus mengingat sebagian tenaga kesehatan di sana juga tertular virus corona. "Saya bisa sampaikan di Kudus ada 300-an lebih nakes terpapar, tapi karena sudah divaksin kondisi mereka masih baik, termasuk satu dokter spesialis yang usianya sudah 70 tahun alhamdulillah kondisinya juga baik," kata Budi.

Khusus di Kudus juga, pemerintah mengerahkan aparat TNI-Polri untuk mengawasi secara langsung pelaksanaan PPKM level mikro pada 60 desa di Kabupaten Kudus. Pengawasan dilakukan untuk memastikan penanganan Covid-19 di level mikro berjalan dengan semestinya, setelah terjadi ledakan kasus di kabupaten tersebut.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyampaikan, pihaknya mengerahkan konsentrasi untuk mengawasi pelaksanaan PPKM mikro tidak hanya di Kudus, tapi juga Bangkalan-Madura, Jawa Timur. Dua kabupaten tersebut sedang mengalami lonjakan kasus Covid-19.

"Sebagaimana kita tahu saat ini di wilayah Kudus, zona merah ada di 60 desa. Sehingga, kemudian kami TNI Polri turunkan tim untuk memberlakukan kegiatan pengetatan dan penguatan PPKM mikro dengan menambah personel untuk membatasi kegiatan atau ruang gerak dari masyarakat," ujar Kapolri dalam keterangan pers di Kantor Presiden, Senin (7/6).

Polri juga mendapat amanat untuk membantu menggencarkan testing dan tracing terhadap warga yang kontak erat dengan kasus positif Covid-19. Polri, kata Listyo, telah menambah jumlah aparat yang turun pada 60 desa di Kudus untuk membantu warga yang melakukan isolasi mandiri sembari menunggu hasil tes PCR.

"Ini diawasi TNI Polri. Sehingga, tidak terjadi pergerakan yang akibatkan kontak erat. Ini yang saat ini kita lakukan sehingga saat ini diturunkan kurang lebih 4 kompi gabungan TNI polri, untuk menjaga klaster Kudus," ujar Listyo.

Polri, kata Listyo, juga mendorong pemerintah desa dan pemerintah kabupaten setempat untuk menambah ruang-ruang atau fasilitas isolasi mandiri bagi warga. Saat ini, ada dua titik di luar Kudus yang sudah digunakan sebagai tempat isolasi mandiri, yakni di Asrama Haji Donohudan di Boyolali Jawa Tengah dan Semarang.

"Sehingga, klaster isolasi mandiri yang ada di rumah-rumah kita bisa geser karena kurang lebih ada 1.200 dan itu saat ini sedang berjalan. Harapan kita dalam beberapa hari ke depan klaster Kudus terkait laju pertumbuhan Covid bisa kita antisipasi," kata Kapolri.

photo
Tiga hoaks terbaru soal vaksinasi Covid-19 - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement