Senin 07 Jun 2021 16:40 WIB

Daerah Zona Merah Diinstruksikan Tambah Kapasitas Rawat

Selain delapan zona merah tersebut, semua daerah di Jateng diminta siaga

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di rumah dinas Gubernur, Puri Gedeh, Semarang, Sabtu (5/6). Menkes dan Gubernur Jawa Tengah secara khusu membahas penanganan lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus.
Foto: dok. Istimewa
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, di rumah dinas Gubernur, Puri Gedeh, Semarang, Sabtu (5/6). Menkes dan Gubernur Jawa Tengah secara khusu membahas penanganan lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Delapan kepala daerah di Jawa Tengah mendapatkan instruksi khusus dari Gubernur Jawa Tengah untuk menambah kapasitas tempat tidur, baik di ruang ICU maupun ruang isolasi penderita Covid-19. Instruksi ini diberikan mengingat kedelapan daerah yang dimaksud saat ini masuk zona merah risiko penyebaran Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan, seperti yang sudah diprediksikan, dua pekan setelah masa libur lebaran risiko terjadi lonjakan kasus Covid-19. Kini prediksi kenaikan kasus Covid-19 tersebut telah terbukti. Awalnya hanya tiga kabupaten yang masuk zona merah risiko penyebaran Covid-19, yakni Kabupaten Kudus, Brebes dan Kabupaten Sragen.

Namun saat ini, ada menjadi delapan daerah yang masuk zona merah, yakni meliputi Kabupaten Kudus, Demak, Grobogan, Pati, Jepara, Sragen, Tegal dan Kabupaten Brebes."Maka instruksi khusus kita sampaikan," kata Ganjar saat menggelar rapat evaluasi penanganan Covid-19 secara daring bersama bupati/ wali kota, dari ruang rapat Gedung A lantai 2 kompleks Setda Pemprov Jawa Tengah, Senin (7/6).

Gubernur minta, agar delapan daerah zona merah tersebut menambah kapasitas tempat tidur, baik ICU maupun isolasi. Selain itu, tempat isolasi terpusat juga harus segera disiapkan, bisa di hotel, wisma bahkan kalau memang harus dilakukan juga bisa memanfaatkan gedung sekolah. "Kalau tidak bisa, segera koordinasi dengan kami (pemprov), karena kami memiliki sejumlah tempat isolasi terpusat yang sudah siap untuk digunakan," tegasnya.

Tak hanya di kabupaten/kota, gubernur, juga minta seluruh kepala desa (kades)/lurah kembali mengaktifkan Jogo Tonggo sekaligus juga menyiapkan tempat isolasi terpusat di tingkat desa/ kelurahan.

Berikutnya, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut juga meminta agar operasi yustisi ditingkatkan di delapan daerah zona merah tersebut.

Menurutnya, tempat- tempat keramaian harus diperketat lagi pengawasannya, bahkan jika diperlukan harus ditutup jika memang abai melaksanakan protokol kesehatan dan SOP pencegahan."Tempat wisata, mal, pasar, restoran semuanya diperketat. Kalau tidak bisa diatur, ditutup saja operasionalnya untuk mengurangi risiko prnyebaran Covid-19," tegasnya.

Ganjar juga meminta delapan daerah zona merah itu untuk menggenjot vaksinasi. Kementerian Kesehatan telah siap menambah stok vaksin di delapan daerah zona merah itu untuk menanggulangi potensi penyebaran Covid-19.

Khusus untuk penanganan lonjakan kasus di Kabupaten Kudus, Menkes sudah mengirimkan 50 ribu dosis vaksin, sementara untuk tujuh Kabupaten/Kota zona merah lainnya, segera dikirimkan 25 ribu dosis vaksin.

Karena menurut data, dari delapan kabupaten/ kotayang sekarang masuk zona mera hanya Kabupaten Demak yang cakupan vaksinasinya cukup tinggi.

Sementara, tujuh daerah lain cakupan vaksinasinya masih cukup rendah. Maka gubernur minta agar program vaksinasinya dipercepat. "Cari lansia sebagai prioritas vaksinasi Covid-19," tambahnya.

Di luar delapan daerah zona merah tersebut, gubernur juga meminta semua daerah di Jawa Tengah siaga. Pasalnya dari gambar penyebaran, ternyata bentuknya bergerombol di daerah yang berdekatan.

Melihat peta persebarannya, cukup rentan menyebar ke daerah tetangga. Seperti Brebes sudah merembet ke Kabupaten Tegal, sementara Kudus merembet ke Jepara, Sragen, Pati, Grobogan dan Demak.

Maka daerah sekitarnya juga harus siaga. Rembang, Blora harus siap, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Boyolali harus siap termasuk Solo, Karanganyar dan lainnya. Semuanya diminta menambah tempat tidur baik ICU maupun isolasi di rumah sakit. Tempat isolasi terpusat juga harus disiapkan termasuk menggenjot program vaksinasi.

Untuk bed occupancy rate (BOR) di Jawa Tengah memang perlu penambahan. Karena total BOR untuk ICU mencapai "51,87 persen dan isolasi 58,35 persen. Rinciannya, 597 ICU terpakai dan masih tersedia 554, sementara 4541 tempat tidur isolasi rumah sakit terpakai dan 3212 masih tersedia," tegasnya.

Sementara itu, sejumlah bupati/wali kota yang mengikuti rapat menegaskan siap menambah tempat BOR rumah sakit di daerahnya masing- masing. Mereka juga siap membuat tempat isolasi terpusat dan mengaktifkan Jogo Tonggo.

"Saat ini BOR kami 324, sudah saya mintakan seluruh direktur rumah sakit menambah jadi 370, karena kami tidak hanya melayani warga Pati, melainkan juga dari Kudus, Rembang dan Grobogan. Untuk tempat isolasi, kami juga siapkan," kata Bupati Pati, Haryanto.

Ada pula bupati yang meminta bantuan Pemprov Jawa Tengah terkait tempat isolasi terpusat. Seperti Bupati Kudus yang mengirimkan pasien Covid-19 ke Donohudan, juga Bupati Demak yang meminta bantuan tempat isolasi milik Provinsi di Kota Semarang."Untuk isolasi terpusat kami terbatas, sehingga kami minta bantuan Pemprov termasuk RSUD milik pemprov," kata Bupati Demak, Estianah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement