REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sekitar 1.800 personel gabungan dari TNI dan Polri diterjunkan untuk mengamankan pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak di Kabupaten Garut yang akan digelar pada Selasa (8/6). Para personel itu telah diterjunkan ke pos masing-masing sejak Senin (7/6).
Kapolres Garut, AKBP Adi Benny Cahyono mengatakan, personel yang diturunkan bukan hanya dari Polres Garut, melainkan juga dari TNI dan polres lainnya. Personel diterjunkan untuk memastikan pelaksanaan pilkades serentak berjalan lancar.
"Total keseluruhan, dengan TNI dan BKO polres lain, ada 1.800 personel yang kita terjunkan," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (7/6).
Menurut dia, polisi telsh memetakan potensi kerawanan dalam pelaksanaan pilkades serentak di Kabupaten Garut. Setidaknya, terdapat empat wilayah yang berpotensi terjadi kerawanan.
Ia menyebutkan, empat wilayah itu adalah Kecamatan Pamenjeng, Banyuresmi, Cibatu, dan Cikajang. Di empat wilayah itu, polisi telah menyiagakan sejumlah personel Brimob.
"Insyaallah kerawanan bisa kita antisipasi. Mangkanya pasukan kita taruh di sana mengantisipasi hal yang tak diinginkan," kata dia.
Sementara itu, Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengatakan, dalam melaksanakan pengamanan pilkades serentak, Polres Garut dibantu oleh personil dari Bawah Kendali Operasi (BKO) dari Polres Tasikmalaya, Polres Tasikmalaya kota, Polres Ciamis, Polres Sumedang, dan Brimob Polda Jabar. Selian itu, pengamanan juga didukung penuh oleh TNI dan instansi terkait Kabupaten Garut.
"Harapan saya, pilkades dapat berjalan aman tertib dan lancar di tengah pandemi Covid-19 yang belum kunjung selesai,” kata dia.
Ia menyebutkan, dalam pilkades serentak kali ini, terdapat 2.228 TPS yang tersebar di 217 desa, 40 kecamatan. Menurut dia, terdapat beberapa kerawanan dalam pilkades kali ini yang harus diantisipasi.
Namun, kerawanan itu disebut sudah diantisipasi oleh aparat. “Jajaran Polres Garut sudah barang tentu dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari berbagai kerawananan yang timbul sebagai dinamika sosial politik. Ini sudah diantisipasi karena dikhawatirkan dapat mengganggu keamanan, ketertiban, kelancaran selama pilkades serentak dilaksanakan,” kata dia.