Senin 07 Jun 2021 21:52 WIB

Holding BUMN Industri Pertahanan Kurangi Impor Alutsista

Produksi mandiri membuat biaya distribusi dan perawatan lebih kompetitif.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Logo PT Dahana (Persero). Produksi alutsista secara mandiri di dalam negeri mengurangi ketergantungan akan impor.
Foto: Facebook PT Dahana (Persero)
Logo PT Dahana (Persero). Produksi alutsista secara mandiri di dalam negeri mengurangi ketergantungan akan impor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah saat ini sedang mempersiapkan Holding BUMN Industri Pertahanan guna mengakselerasi kebutuhan pemerintah akan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista). Salah satu BUMN anggota Holding Industri Pertahanan adalah PT Dahana (Persero).

Direktur Teknologi dan Pengembangan Dahana Wildan Widarman mengatakan, pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan, ucap Wildan, memudahkan para pemangku kebijakan untuk mensinergikan permintaan seluruh matra, termasuk permintaan akan berbagai jenis bahan peledak dan bom. "Letak produksi yang dekat dengan lokasi pengguna akhir juga memudahkan dalam pengiriman dan perawatan produk-produk Alpalhankam Industri Pertahanan," kata Wildan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (7/6).

Baca Juga

Wildan mengatakan kehadiran Bom P Series produksi Dahana untuk mengurangi ketergantungan importasi bom Indonesia dari luar negeri. Langkah ini sekaligus mewujudkan kemandirian Alpalhankam Indonesia.

"Selain itu, keuntungan memproduksi secara mandiri adalah harga distribusi serta perawatan yang lebih bersaing dibanding mengimpor," ucap Wildan.

Selain Dahana yang fokus pada pengembangan produk energetic material (bahan peledak/bom/propelan) untuk seluruh matra pertahanan, lanjut Wildan, BUMN lainnya yang tergabung di dalam Holding Industri Pertahanan antara lain PT Len Industri (Persero) yang fokus pada C5ISR Platform beserta MRO dan solusi integrasi 3 matra (interoperability) melalui Network Centric Warfare. PT Pindad (Persero) dengan fokus pada platform matra darat, MRO dan penyediaan senjata serta munisi.

Kemudian, PT Dirgantara Indonesia (Persero) dengan fokus pada platform matra udara dan MRO. Juga ada PT Pal Indonesia (Persero) dengan fokus pengembangan matra laut dan MRO.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement