REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tagar #SaveSheikhJarrah dan #SheikhJarrah masih populer di media sosial. Tagar ini penanda pengusiran ilegal warga Palestina oleh Israel dari tanah dan rumah mereka di Yerusalem Timur yang diduduki.
Selama beberapa dekade, Sheikh Jarrah hanyalah lingkungan lain di Yerusalem Timur yang diduduki. Akan tetapi ceritanya tetap menjadi topik hangat di media sosial semenjak protes berkobar terhadap rencana pengusiran warga Palestina dari tanah, dan rumah mereka sendiri.
"Kami telah berhasil, tidak hanya untuk menjelaskan pemukiman di Yerusalem tetapi juga pada hak-hak warga Palestina untuk membela diri, hak mereka untuk melawan penjajah, dan hak mereka untuk narasi mereka sendiri," kata seorang penulis dan penyair Palestina dari Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, Muhammad el Kurd, dilansir dari laman TRT World pada Senin (7/6).
El Kurd menjadi salah satu dari mereka yang menghadapi kehilangan rumah. Dia telah bekerja tanpa lelah untuk mempublikasikan masalah ini dan dalam prosesnya memperoleh lebih dari 180 ribu pengikut Twitter, serta lebih dari setengah juta di Instagram.
"Dari awal kampanye, wacana kami sangat jelas. Kami berbicara tentang kolonialisme dan pemukiman, bukan hanya tentang pelanggaran hak asasi manusia," kata dia.