REPUBLIKA.CO.ID,ONTARIO -- Sebanyak empat anggota keluarga Muslim Kanada meninggal dunia akibat tabrakan yang terjadi akibat truk pickup menaiki trotoar dan menabrak mereka sengaja pada Ahad (6/6). Menurut keterangan polisi pada Senin (7/6), mereka menjadi sasaran kejahatan rasial anti-Islam.
"Ada bukti bahwa ini adalah tindakan yang direncanakan, direncanakan, dimotivasi oleh kebencian. Diyakini bahwa para korban ini menjadi sasaran karena mereka Muslim," kata kata Detektif Inspektur Paul Waight dari polisi London, Ontario.
Polisi menangkap tersangka penyerang, Nathaniel Veltman, berusia 20 tahun. Menurut keterangan saksi,truk tersangka membelok dari jalan, melewati trotoar, menabrak keluarga Muslim itu dengan melaju dengan kecepatan tinggi.
Penduduk London ini telah didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu percobaan pembunuhan. Dia dijadwalkan kembali ke pengadilan pada Kamis (8/6).
Tapi, Waight mengatakan kepolisian yang berada sekitar 200 km barat daya Toronto, sedang berkonsultasi dengan Royal Mounted Canadian Police dan jaksa tentang kemungkinan mengajukan tuduhan terorisme. "Ini adalah serangan teroris di tanah Kanada, dan harus diperlakukan seperti itu," kata kepala Dewan Nasional Muslim Kanada, Mustafa Farooq.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan di Twitter bahwa dia merasa ngeri dengan kejahatan itu. "Islamofobia tidak memiliki tempat di komunitas kami. Kebencian ini berbahaya dan tercela dan harus dihentikan," katanya,
Polisi menyatakan, Veltman tidak memiliki catatan kriminal dan tidak diketahui sebagai anggota kelompok kebencian. Dia ditangkap di tempat parkir mal tanpa insiden saat mengenakan rompi pelindung tubuh dan tidak ada bukti bahwa dia memiliki kaki tangan.
Keluarga meminta agar nama-nama korban tidak dirilis, tetapi memberikan usia mereka saja. Seorang wanita berusia 74 tahun meninggal di tempat kejadian, sementara seorang pria berusia 46 tahun, seorang wanita berusia 44 tahun, dan seorang gadis berusia 15 tahun meninggal setelah dibawa ke rumah sakit. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun selamat dan berada di rumah sakit dengan luka serius tetapi tidak mengancam jiwa.
Serangan itu adalah yang terburuk terhadap Muslim Kanada sejak seorang pria menembak mati enam anggota masjid Kota Quebec pada 2017. Walikota London Ed Holder mengatakan, peristiwa kali ini adalah pembunuhan massal terburuk yang pernah terjadi di kotanya.
"Kami berduka untuk keluarga, tiga generasi di antaranya sekarang telah meninggal. Ini adalah tindakan pembunuhan massal, dilakukan terhadap Muslim, terhadap warga London, dan berakar pada kebencian yang tak terkatakan," kata Holder.
London yang memiliki sekitar 400.000 penduduk merupakan komunitas Muslim yang besar. Holder mengatakan bahasa Arab adalah bahasa kedua yang paling banyak digunakan setelah bahasa Inggris di kota itu.