Selasa 08 Jun 2021 11:37 WIB

Aktivitas Ekonomi Global Berangsur Pulih, ICP Mei Naik

Kementerian ESDM menyebut pelonggaran aktivitas ekonomi dorong harga ICP

Pulihnya aktivitas perekonomian global, didukung tingginya permintaan minyak mentah mendorong kenaikan Harga Minyak Mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price sebesar 3,53 dolar AS per barel menjadi 65,49 dolar AS per barel pada bulan Mei dibanding bulan April 2021, yaitu 64,69 dolar AS per barel.
Foto: istimewa
Pulihnya aktivitas perekonomian global, didukung tingginya permintaan minyak mentah mendorong kenaikan Harga Minyak Mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price sebesar 3,53 dolar AS per barel menjadi 65,49 dolar AS per barel pada bulan Mei dibanding bulan April 2021, yaitu 64,69 dolar AS per barel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pulihnya aktivitas perekonomian global, didukung tingginya permintaan minyak mentah mendorong kenaikan Harga Minyak Mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price sebesar 3,53 dolar AS per barel menjadi 65,49 dolar AS per barel pada bulan Mei dibanding bulan April 2021, yaitu 64,69 dolar AS per barel.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi menjelaskan, adanya pelonggaran aktivitas di Amerika Serikat, Tiongkok dan sebagian Eropa turut memengaruhi kondisi permintaan minyak dunia. "Tim harga minyak Indonesia melaporkan, pertumbuhan ekonomi ini berkat dampak positif dari akselerasi program vaknisasi sehingga sejalan dengan supply-demand minyak dunia," kata Agung di Jakarta, Selasa (8/6).

Laporan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada bulan Mei 2021, tambah Agung, menunjukkan tingginya permintaan minyak tahun 2021 oleh Amerika Serikat sebesar 5,95 juta barrel oil per day (6,6) dibandingkan secara year to year (y t y) pada 2020. Kondisi ini seiring rencana pembatalan sanksi kepada Iran oleh Amerika Serikat menngakibatkan munculnya potensi pembatalan ekspor minyak mentah Iran.

Faktor lain yang meningkatkan harga minyak dunia adalah tingkat kepatuhan anggota OPEC+ pada kuota pemotongan produksi mencapai 113 persen.

Pada bulan yang sama, Energy Information Administration (EIA) memperkirakan bahwa produksi minyak mentah AS di tahun 2021 akan mengalami penurunan sebesar 290 ribu bopd menjadi 11,02 juta bopd. Sedangkan untuk laporan stok mingguan EIA, stok minyak mentah AS turun sebesar 800 ribu barel menjadi 484,3 juta barel, stok gasoline AS turun sebesar 3,3 juta barel menjadi 232,5 juta barel, dan stok distillate AS turun sebesar 7,1 juta barel menjadi 129,1 juta barel.

Tim harga minyak Indonesia sendiri menyebut, penguatan pasar ekuitas dan melemahnya nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang, terendah dalam empat bulan terakhir, membuat investor beralih pada investasi komoditas, termasuk minyak mentah.

Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi oleh peningkatan permintaan minyak dari China menjelang berakhirnya periode pemeliharaan dan permintaan minyak yang solid dari Jepang, serta permintaan minyak India yang tetap kuat, terutama dari kilang-kilang pengolahan, walaupun terjadi peningkatan tajam kasus Covid-19.

Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional pada bulan Mei 2021 dibandingkan bulan April 2021, sebagai berikut:

- Dated Brent naik sebesar 4,05 dolar AS per barel dari 64,70 dolar AS per barel menjadi 68,75 dolar AS per barel.

- WTI (Nymex) naik sebesar 3,45 dolar AS per barel dari 61,70 dolar AS per barel menjadi 65,16 dolar AS per barel.

- Basket OPEC naik sebesar 3,59 dolar AS per barel dari 63,24 dolar AS per barel menjadi 66,83 dolar AS per barel.

- Brent (ICE) naik sebesar D2,98 dolar AS per barel dari 65,33 dolar AS per barel menjadi 68,31 dolar AS per barel. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement