Selasa 08 Jun 2021 12:09 WIB

Wapres: Pengangguran Tinggi karena Ketidaksiapan Beradaptasi

Wapres mengatakan, daya saing atau produktivitas tenaga kerja Indonesia rendah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden  RI Maruf Amin.
Foto: Dok.KIP/Setwapres
Wakil Presiden RI Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan, ketenagakerjaan saat ini masih menjadi persoalan kompleks di Indonesia. Ini ditandai dengan angka pengangguran yang masih tinggi, sementara daya saing atau produktivitas tenaga kerja Indonesia juga masih rendah.

"Masih relatif tingginya angka pengangguran dan rendahnya daya saing, antara lain, disebabkan oleh ketidaksiapan untuk beradaptasi terhadap perubahan dan disrupsi yang mengikutinya," kata Ma’ruf saat meresmikan 1.014 BLK Komunitas dalam acara Rembuk Nasional Vokasi dan Kewirausahaan di Pesantren Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (8/6).

Baca Juga

Wapres mengatakan, kondisi ini ditambah dengan adanya pandemi Covid-19. Berdasarkan data BPS Februari 2021, sebanyak 19,1 juta tenaga kerja terdampak pandemi.

Sementara, pertumbuhan angkatan kerja baru juga cenderung terus meningkat setiap tahun, tetapi tidak diikuti dengan pelatihan kerja yang memadai. "Persoalan tersebut ditambah pula dengan pertumbuhan angkatan kerja baru yang cenderung terus meningkat setiap tahun, serta minimnya penduduk usia angkatan kerja yang siap pakai, atau pernah mengikuti pelatihan kerja sehingga menyebabkan terjadinya mismatched skill," kata Wapres.

Wapres melanjutkan, tantangan menjadi semakin berat dengan perkembangan revolusi industri 4.0 dan teknologi digital yang semakin cepat dan mendisrupsi beragam sektor kehidupan, termasuk industri dan ketenagakerjaan. Karena itu, Wapres menilai perlu afirmasi kebijakan tepat dan cepat dalam memitigasi beragam persoalan ketenagakerjaan tersebut, salah satunya melalui peningkatan kualitas kemampuan dan keterampilan pekerja.

"Tenaga kerja yang berkualitas akan meningkatkan daya saing suatu negara terhadap negara-negara lainnya, baik dari sisi daya tarik investasi maupun produk yang dihasilkan," kata Wapres.

Salah satu program yang menurut Wapres bisa dilakukan adalah melalui program Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas yang dapat memberikan bekal keterampilan calon pekerja agar memenuhi kualifikasi untuk memasuki lapangan kerja ataupun berwirausaha. Wapres berharap melalui program pelatihan vokasi di BLK Komunitas, bisa mendorong minat masyarakat untuk berwirausaha. Dengan begitu, pada akhirnya dapat menekan angka pengangguran dan memulihkan perekonomian yang berbasis tenaga kerja produktif.

"Sehingga mampu beradaptasi dengan dinamika perkembangan dunia saat ini yang menuntut penguasaan iptek dan berbasis riset dan inovasi agar dapat berkontribusi dalam menentukan kemajuan bangsa," katanya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement