REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA — Lebih dari 100 anggota kelompok kejahatan terorganisir ditangkap di Australia. Itu adalah bagian dari operasi yang dimulai setelah FBI membongkar platform komunikasi yang digunakan pelaku kriminal tersebut.
Komunikasi yang ditemukan di platform itu termasuk 21 plot pembunuhan, distribusi senjata dan perdagangan narkoba massal, kata polisi federal. Operasi itu telah berjalan selama tiga tahun.
Kepolisian Federal Australia mengatakan telah menyita 3,7 ton obat-obatan, 104 senjata, dan hampir 45 juta dolar uang tunai sebagai bagian dari operasi. Di antara pelaku kejahatan yang ditangkap adalah mafia asal italia, geng motor, sindikat kejahatan Asia, dan tokoh kejahatan terorganisir Albania.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan operasi tersebut telah memberi pukulan berat terhadap para penjahat. Ia mengatakan negara berada di garis depan melawan para pelaku kriminal yang menjajakan kesengsaraan terhadap manusia.
“Pada akhirnya, itu akan membuat komunitas kami dan warga Australia tetap aman. Penggunaan obat-obatan terlarang merusak kehidupan dan memicu kejahatan terorganisir,” ujar Morrison, dilansir TVNZ, Selasa (8/6).
Sementara itu, selain di Australia, pihak berwenang Selandia Baru juga menangkap 35 orang karena dugaan perdagangan narkotika dan pencucian Bang. Terdapat aset senilai sekitar 3,7 juta dolar AS yang disita dari penangkapan ini.