REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina atas pendudukan yang dilakukan Israel. Hanya saja, China tetap menjalin hubungan yang akrab dan dekat dengan Israel.
Nilai perdagangan antara kedua negara tumbuh dari sekitar 1 miliar dolar AS pada pergantian abad menjadi di atas 11,2 miliar dolar AS pada 2019. China saat ini berdiri sebagai mitra dagang terbesar kedua Israel di belakang Amerika Serikat (AS).
Israel, seperti banyak negara, sangat ingin akses ke pasar besar China dan mendapat manfaat dari kegemaran Beijing menggelontorkan banyak uang untuk proyek infrastruktur. China pun melihat Israel sebagai kunci utama dalam Belt and Road Initiative untuk memproyeksikan dan memperdalam kekuatan ekonomi dan politiknya.
Berlokasi strategis di Mediterania, Israel adalah otoritas berpenghasilan tinggi dengan ekonomi inovasi. “Kepentingan utama China di Israel adalah teknologi canggih,” ujar wakil direktur Pusat Studi Timur Tengah di Fudan University, Chuchu Zhang, dikutip dari Aljazirah.
Sebuah studi oleh RAND Corporation dari 92 kesepakatan bisnis di Israel oleh perusahaan milik negara China antara 2011-2018 menemukan, bagian terbesar dari investasi dengan nilai sekitar 5,7 miliar dolar AS pergi ke sektor teknologi Israel.
Spesialis Israel di RAND Corporation, Shira Efron, mengatakan, kemurahan hati telah memperkuat citra China di Israel. “Di mata Israel, China adalah negara dengan peluang baru,” katanya.