Selasa 08 Jun 2021 16:18 WIB

Waspadai Potensi Gempa, BMKG Adakan Sekolah Lapang

Kegiatan tahunan ini dilaksanakan untuk mewaspadai potensi gempa dan tsunami

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Badan Meteorologi, Kimatologi dan Geofisika (BMKG) mengadakan Sekolah Lapang Gempa Bumi di Sumbermanjing, Kabupaten Malang, Selasa (8/6).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Badan Meteorologi, Kimatologi dan Geofisika (BMKG) mengadakan Sekolah Lapang Gempa Bumi di Sumbermanjing, Kabupaten Malang, Selasa (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengadakan Sekolah Lapang Gempa Bumi di Sumbermanjing, Kabupaten Malang, Selasa (8/6). Kegiatan tahunan ini dilaksanakan untuk mewaspadai potensi gempa dan tsunami di daerah rawan bencana.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan, pelaksanaan sekolah lapang bukan semata-mata dilatarbelakangi kajian potensi gempa 8,7 SR di selatan Jawa. Namun kegiatan ini termasuk agenda rutin BMKG setiap tahunnya. "Yang didukung oleh Komisi V DPR RI dan didukung oleh pemerintah daerah rawan," kata Dwikorita di Sumbermanjing, Kabupaten Malang, Selasa (8/6).

Di samping itu, kegiatan ini juga didasari program BMKG untuk mengumpulkan data-data pengukuran gempa yang belakangan mengalami tren kenaikan. Tren ini tidak hanya terjadi di Jawa Timur (Jatim), tapi juga di selatan Jawa, Selat Sunda dan Pantai Barat Bengkulu. Sebab itu, BMKG ingin lebih menggalakkan kewaspadaan masyarakat di daerah rawan bencana.

Dwikorita tak menampik, terdapat kajian yang menyebutkan adanya potensi gempa berkekuatan 8,7 SR di selatan Jawa. Namun dia menganggap potensi ini sebagai kajian, bukan prediksi yang pasti. 

Sebagai contoh, Bapak Geologi Indonesia, Profesor John Ario Katili pada 1970an pernah mengungkapkan adanya potensi gempa besar di Palu. Kajiannya menyebutkan bencana tersebut terjadi pada 2000an. Namun peristiwa gempa yang disusul tsunami baru terjadi pada 2018.

Berdasarkan contoh tersebut, maka Dwikorita meyakini potensi gempa tidak dapat diprediksi waktunya. "Jadi sekolah lapang gempa ini sifatnya menyiapkan masyarakat kalau seandainya nanti terjadi," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Malang Didik Gatot Subroto menegaskan, kegiatan sekolah lapang gempa termasuk bagian dari mitigasi bencana. Beberapa di antaranya terkait mempersiapkan jalur evakuasi saat terjadi gempa dan tsunami. Kemudian memberikan pembelajaran atau edukasi kepada masyarakat dalam rangka mengantisipasi bencana.

Dengan adanya mitigasi ini, Didik berharap, warga bisa mengevakuasi secara mandiri saat terjadi gempa. " Ini kepentingannya, maka keberadaan sekolah lapang hari ini menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya hal-hal yang sudah dilakukan oleh Pemda. Yang dalam hal ini menjadi komandonya BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)," katanya.

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement