Selasa 08 Jun 2021 16:19 WIB

FIBA Asia Terapkan Prokes IBL, Penonton Berpeluang Hadir

Panpel FIBA Asia Cup tengah menggodok peluang menghadirkan penonton secara terbatas.

(dari kiri) Ketua Panitia Pelaksana Jakarta FIBA Asia Cup 2021 Junas Miradiarsyah, Direktur Eksekutif FIBA Asia Hagop Khajirian, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot Dewa Broto, dan Wakil Ketua Umum PP Perbasi Francis Wanandi berpose usai peluncuran logo FIBA Asia Cup 2021 di Jakarta, Selasa (13/4).
Foto: Panpel FIBA Asia
(dari kiri) Ketua Panitia Pelaksana Jakarta FIBA Asia Cup 2021 Junas Miradiarsyah, Direktur Eksekutif FIBA Asia Hagop Khajirian, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot Dewa Broto, dan Wakil Ketua Umum PP Perbasi Francis Wanandi berpose usai peluncuran logo FIBA Asia Cup 2021 di Jakarta, Selasa (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesuksesan pelaksanaan kompetisi basket Indonesian Basketball League (IBL) Pertamax 2021 menambah semangat dan kepercayaan diri Panitia Pelaksana (Panpel) FIBA Asia Cup 2021 bisa melakukan hal yang sama dalam kejuaraan bola basket elite antarnegara Asia ini. 

Pelaksanaan IBL mendapatkan pujian sejumlah tokoh di Tanah Air seperti Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menpora hadir pada game pertama, sementara yang lainnya menonton di game ketiga Final IBL 2021.

Baca Juga

"Apresiasi dari berbagai pihak kepada IBL membuat kita yakin bisa menerapkan model serupa yang mengedepankan protokol kesehatan (prokes) ketat di FIBA Asia Cup, dengan beberapa penyesuaian sesuai arahan dari FIBA," kata Ketua Panpel FIBA Asia Cup 2021 Junas Miradiarsyah, yang juga menjabat sebagai Direktur IBL, dalam keterangan medianya.

Pada fase pertama, IBL menggunakan sistem bubble (gelembung) yang tertutup dari pihak luar. Seluruh pemain, ofisial, dan panpel harus melalui tes PCR berkala. 

Selain tanpa penonton, awak media pun tidak bisa datang melakukan peliputan. Namun pihak IBL memfasilitasi peliputan jarak jauh dengan menyediakan materi statistik dan wawancara jarak jauh secara virtual.

Namun pada fase kedua, peliputan langsung sudah bisa dilakukan, tapi dengan sejumlah syarat ketat dan pembatasan. Sementara kerabat dekat para pemain juga bisa menyaksikan pertandingan dari bangku penonton dalam jumlah terbatas setelah sebelumnya melewati prokes ketat.

Model fase kedua berpeluang bisa diterapkan di FIBA Asia Cup 2021, di mana wartawan bisa meliput langsung pertandingan. Penonton juga berpeluang diizinkan menyaksikan pertandingan dalam jumlah terbatas di Istora, Senayan, Jakarta. Panpel saat ini tengah menggodok jumlah orang yang mungkin diperbolehkan hadir di tribun penonton saat FIBA Asia Cup berlangsung nanti.

Junas mengatakan, panpel akan berusaha keras mengatasi setiap batasan yang muncul karena pandemi Covid-19 ini. Ia meyakini kerja sama kuat dari semua elemen dan disiplin tinggi terhadap protokol kesehatan akan membawa kesuksesan serupa pada penyelenggaraan FIBA Asia Cup 2021.

Sebelumnya, Menparekraf menyambut baik kesuksesan penyelenggaraan IBL. "Kesuksesan ini membawa angin segar dan menambah kepercayaan diri Indonesia untuk menjadi tuan rumah event-event bergengsi dunia seperti FIBA Asia Cup dan World Superbike," tulis Sandiaga di akun media sosial miliknya.

Sementara Menko Perekonomian menilai IBL telah memberikan contoh positif kepada cabang olahraga lain dalam menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi. Hal senada disampaikan Gubernur DKI. Sementara Menteri BUMN mengatakan FIBA Asia Cup 2021 menjadi momen untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bisa bangkit dan menggelar kegiatan olahraga besar di tengah pandemi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement