Selasa 08 Jun 2021 18:47 WIB

100 Tahun Soeharto, Titiek: Semoga Kita Meneladaninya

Keluarga Cendana menggelar peringatan 100 Tahun Kelahiran Soeharto.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah jamaah beserta tamu undangan saat menghadiri acara peringatan 100 tahun kelahiran Presiden RI kedua Soeharto di Masjid At-Tin, Jakarta, Selasa (8/6). Acara peringatan tersebut dilakukan untuk memanjatkan doa bersama untuk almarhum Presiden RI kedua Soeharto yang dilakukan secara offline dan online di seratus masjid di sejumlah wilayah Indonesia. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah jamaah beserta tamu undangan saat menghadiri acara peringatan 100 tahun kelahiran Presiden RI kedua Soeharto di Masjid At-Tin, Jakarta, Selasa (8/6). Acara peringatan tersebut dilakukan untuk memanjatkan doa bersama untuk almarhum Presiden RI kedua Soeharto yang dilakukan secara offline dan online di seratus masjid di sejumlah wilayah Indonesia. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak Presiden RI ke-2 Soeharto, Siti Hediati Haryadi, berharap agar masyarakat Indonesia bisa meneladani upaya dan sikap Soeharto. Khususnya, untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia secara umum.

"Hari ini kita berdoa untuk pak Harto dan Bu Tien agar mereka bahagia," ujar Siti atau yang kerap disapa Titiek, ketika ditemui di peringatan 100 Tahun Soeharto di Masjid At-Tin, Selasa (8/6).

Baca Juga

Lebih jauh, Titiek juga berharap agar Allah SWT bisa membantu kondisi Indonesia untuk bangkit seperti sediakala. Menurut dia, sepanjang hidup Soeharto, perjuangan untuk memajukan bangsa Indonesia terus dilakukannya.

"Sepanjang hidupnya, pak Harto berjuang untuk bangsa agar lepas dari kemiskinan dan kebodohan," ujarnya.

Jika menyinggung kondisi nasional saat ini dari sisi Soeharto, Titiek mengatakan, tidak ada kemajuan. Bahkan menurutnya, kondisi Indonesia cenderung tidak berkembang dan sedikit mengalami kemunduran.

"Utang yang awalnya berapa, sekarang sudah berapa ribu triliun," ucapnya.

Sebagai informasi, dalam rangka Peringatan 100 tahun Kelahiran Jenderal Besar HM Soeharto, berbagai kalangan masyarakat berkumpul  di Masjid At Tin, Selasa (8/6). Berbagai kalangan masyarakat dan tokoh seperti Anies Baswedan, Imam Besar Masjid Istiqlal Nassaruddin Umar, Akbar Tanjung hingga Bambang Soesatyo hadir untuk melakukan doa bersama.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement