REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Bisnis Regional Sulawesi Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PT PLN, Syamsul Huda menjelaskan, sistem kelistrikan Sulawesi memiliki pasokan listrik yang memadai dan ramah lingkungan.
Sistem kelistrikan di Sulawesi saat ini mempunyai daya mampu sebesar 2.365 MW, dengan cadangan daya 602 MW. "Komposisi pasokan daya tersebut 20,34 persen dipasok dari pembangkit energi terbarukan," kata Huda di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Selasa (8/6).
Sesuai dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021–2030, lanjut Huda, PLN akan menambah kapasitas pembangkit sebesar 3.698 MW, dimana 58 persennya merupakan EBT. Selain itu, untuk menyalurkan daya listrik tersebut PLN juga akan membangun 7.052 kilometer sirkuit (kms) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan 4.702 MVA Gardu Induk yang tersebar di seluruh Sulawesi.
PLN memastikan bakal memenuhi seluruh kebutuhan listrik bagi industri pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Sulawesi. Komitmen PLN tersebut kembali disampaikan dalam acara 'Customer Smelter dan Stakeholder Gathering' di Kendari, Sulawesi Tenggara pada Selasa (8/6).
Salah seorang pelaku industri smelter, Direktur PT Huady Nickel Alloy Indonesia, Jos Stefan Hidecky mengucapkan terima kasih atas layanan serta pasokan listrik yang diberikan PLN.
Jos menyebut, respons PLN dalam melayani pelaku industri smelter sangat baik. "Hal tersebut dibuktikan dengan kemudahan pelayanan serta kebutuhan mengenai kelistrikan bagi smelter kami selama dua tahun berjalan aman dan andal tanpa padam sedikitpun," tutur Jos.