REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- The Holy Quran Academy menambahkan koleksi langka dari 17 manuskrip Alquran antik yang berasal dari 719-1785 Masehi (2-13 Hijriyah). Salinan Alquran itu berasal dari Kesultanan Umayyah, Mamluk, Timurid, dan Ottoman.
Penambahan ini bagian dari upaya berkelanjutan akademi untuk memperoleh salinan Alquran yang langka dan harta arkeologi Islam yang berharga. Sekretaris Jenderal Akademi Alquran Sheikh Sherzad Abdul Rahman Taher menjelaskan set salinan Alquran yang baru merupakan harta karun bagi akademi.
Dia menegaskan akademi adalah rumah bagi salinan Alquran yang unik dan koleksi Islam. The Holy Quran Academy telah menjadi museum terbesar dan termewah di dunia Islam.
“Koleksi baru kami mencakup 17 artefak langka, beberapa di antaranya adalah manuskrip dan beberapa di antaranya adalah salinan Alquran lengkap yang berasal dari abad ke 2-13 Hijriyah,” kata Sheikh Sherzad dikutip dari Gulf News, Selasa (8/6).
Menurut Sheikh Sherzad, setiap karya layak berada di museum independen karena nilai religiusnya yang berharga. Koleksinya berasal dari Umayyah, Mamluk, Timurid, Safawi, dan Ottoman, dan India, Turki, China, Iran, Afrika Utara, Maroko, dan Andalusia, dan tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Salinan Alquran yang baru-baru ini diperoleh ditulis di atas perkamen, kertas mengkilap, dan kertas coklat dengan jenis huruf yang berbeda. Kebanyakan ditulis dengan tinta hitam dan cokelat.
“Kaligrafi pada salinan menunjukkan beberapa di antaranya ditulis oleh kaligrafer paling terkenal yang menggunakan ornamen dan dekorasi menggunakan emas dan batu mulia, seperti lapis lazuli biru,” tambahnya.
Menurut International Gem Society, lapis lazuli telah digunakan sejak zaman kuno dan terus populer hingga sekarang. Batu permata ini dihargai karena warnanya yang cerah, biru dan digunakan untuk tatahan dan intarsia, serta pigmen untuk kosmetik dan lukisan. Kontras dan daya tarik mata tak tertahankan dan umumnya digunakan saat ini untuk perhiasan.
Sheikh Sherzad juga menyampaikan penghargaan kepada yang mulia anggota Dewan Tertinggi dan Penguasa Sharjah Sheikh Sultan bin Mohammed Al Qasimi. Kemudian Menteri Kesehatan dan Pencegahan Abdul Rahman Mohamed Al Owais dan manajemen senior Bank Islam Sharjah atas upaya mereka dalam memperoleh salinan Alquran yang berharga.