Selasa 08 Jun 2021 20:48 WIB

Pasien Covid-19 Gunung Kidul Meningkat Signifikan

Saat ini, total kasus Covid-19 di Gunung Kidul sebanyak 3.300 orang.

Saat ini, total kasus Covid-19 di Gunung Kidul sebanyak 3.300 orang.
Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
Saat ini, total kasus Covid-19 di Gunung Kidul sebanyak 3.300 orang.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan, jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 selama dua hari terakhir mengalami peningkatan. Saat ini, total kasus di wilayah setempat 3.300 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Kidul Dewi Irawaty di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan pada Senin (7/6) penambahan kasus harian 49 kasus, sedangkan hari ini (8/6) bertambah 48 kasus. Beberapa bulan terakhir, penambahan kasus harian di Gunung Kidul selalu di bawah 15 kasus. Namun, sejak awal Juni secara bertahap meningkat.

Baca Juga

"Penambahan konfirmasi positif hari ini sebanyak 48 kasus. Kami masih melakukan penelusuran terhadap wilayah dengan penambahan kasus tinggi," kata dia.

Ia mengatakan, penambahan 48 kasus baru tersebar di Kecamatan Ngawen, Playen, Wonosari, Ponjong, Semin, Semanu, Nglipar, dan Tanjungsari. Ia juga mengatakan hingga hari ini, Klaster Pabrik Tas di Playen kasusnya26 orang dan belum ada penambahan.

Hal ini karena petugas masih melakukan penelusuran terhadap kontak erat. Terkait dengan tingginya penambahan kasus terkonfirmasi di Kecamatan Playen, khususnya Desa Dengok, Dinkes juga masih melalukan penelusuran.

"Kasus di Dengok masih ditelusuri," katanya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Gunung Kidul, total kasus terkonfirmasi virus 3.300 kasus dengan rincian 2.858 sembuh, 284 dalam perawatan, dan 158 meninggal dunia. Kepala Desa DengokSuyanto mengatakan beberapa pekan terakhir, total warganya yang terkomfirmasi COVID-19 sebanyak 24 orang dengan rincian berdasarkan hasil penelusuran, yakni Dengok II ada 10 KK, Dengok I dan DengokIII, masing-masing satu KK.

Kasus ini berawal salah seorang warga meninggal setelah dirawat karena terkonfirmasi COVID-19. Setelah dirawat, warga tersebut meninggal dan langsung dimakamkan pada tengah malam dengan protokol kesehatan. Selanjutnya, terhadap keluarga dilakukan penelusuran menggunakan tes antigen saat itu dengan hasil negatif.

Namun, pada sore harinya salah seorang anggota keluarga mengalami sesak napas, lalu dibawa ke rumah sakit. Ternyata yang bersangkutan terkonfirmasi positif setelah menjalani tes usap PCR.

Penelusuran terus dilakukan kepada kontak erat. Hari ini, Dinas Kesehatan juga melakukan pemeriksaan atau tes usapkepada 15 orang yang ikut tahlilan keluarga yang meninggal karena terkonfirmasi positif tersebut.

"Data kami ada 15 orang yang ikut tahlilan. Kami berharap semua negatif dan tidak ada warga kami yang terkonfirmasi COVID-19," kata Suyanto.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement