REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo (Jakpro) memastikan koordinat ujung titik masing-masing rangka atap utama (main truss) ketika ditegangkan (stressing) di dasar Stadion Internasional Jakarta (Jakarta International Stadium/ JIS) sebelum dinaikkan. Manajer Konstruksi JIS M Rizki Fauzi mengatakan, kepastian koordinat diukur sejak dini agar pemasangan rangka atap tidak meleset dari desain yang direncanakan ketika atap sudah diangkat nantinya.
"Sampai saat ini, kami sudah sampai titik (T). Sejak pekan lalu proses penegangan beton sudah dimulai dari T1, T2, T3, dan T4 dengan kekuatan MPa (Megapascal) yang sudah didesain," kata Rizki saat ditemui Antara di Jakarta, Selasa (8/6).
Saat ini, material rangka atap sudah dirakit semua di dasar stadion dan siap diangkat. Seluruh material rangka atap ditopang oleh perancah (scaffolding) atau struktur penopang sementara (temporary support) yang terdapat di lokasi.
Ketika proses penegangan berjalan, ada pengangkatan ujung-ujung bagian rangka atap setinggi lima sentimeter untuk mempermudah pekerjaan dan keamanan proses tersebut. Hal itu, lanjut Rizki, bertujuan agar keamanan masing-masing struktur penopang sementara untuk menopang material rangka atap tersebut dapat dicek.
"Kami harus meyakinkan temporary support-nya itu kuat untuk menopang beban tersebut. Sebab, di lain sisi, ujung-ujungnya atap ini sudah diangkat, maka end ball-nya akan naik lima sentimeter. Setelah itu, harus dicek pula koordinat sebelum penegangan dan sesudah penegangan," kata Rizki.
Rizki mengatakan rentang rangka atap utama memiliki panjang 269 meter. Masing-masing ujungnya dikaitkan dengan untaian kabel baja yang saat ini posisinya masih renggang (pre-stressed), tapi ketika proses penegangan beton nanti akan menjadi kaku (stressed). Fungsi kabel tersebut, kata Rizki, adalah untuk mengampu atau menopang di bawah struktur atapnya.
Kabel-kabel baja itu melalui empat titik lubang-lubang di empat buah rumah kabel yang berfungsi sebagai tendon di bawah rangka atap. Dua titik posisinya di atas dan dua titik lainnya di bawah rumah kabel tersebut."Jadi proses stressing-nya itu dua di atas dulu selesai stressing. Baru yang bawah dua titik lagi. Jadi, enggak bisa berbarengan dilakukan stressing. Karena MPa-nya sudah diatur," kata Rizki.