Polisi Tangkap Dua Orang yang Diduga Aniaya Anggota TNI AL
Red: Ratna Puspita
Kepala Kepolisian Resor Sidoarjo Jawa Timur Komisaris Besar Sumardji | Foto: Media Bhayangkara FC
REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Petugas Kepolisian Resor Sidoarjo Jawa Timur, menangkap dua orang daftar pencarian orang (DPO) yang diduga sebagai pelaku penganiayaan terhadap seorang anggota TNI AL. Dengan tertangkapnya dua orang DPO tersebut, total pelaku yang berhasil ditangkap sebanyak enam orang.
"Karena sebelumnya kami menangkap empat orang pelaku," kata Kepala Kepolisian Resor Sidoarjo Jawa Timur Komisaris Besar Sumardji saat temu media di Mapolresta Sidoarjo di Sidoarjo, Selasa (8/6).
Ia mengatakan dua orang yang ditangkap tersebut berinisial NM dan RA yang ditangkap di dua lokasi yang berbeda. "Untuk NM ditangkap saat melakukan pelarian di salah satu pondok pesantren di Jombang dan satunya lagi ditangkap di Madura," ujarnya.
Ia menjelaskan, awalnya muncul dugaan pelaku penganiayaan lebih dari sepuluh orang, namun setelah dilakukan pengembangan mengerucut menjadi enam nama. Sebelumnya, polisi telah menangkap empat orang tersangka masing-masing UN, FC, MR dan juga YM di wilayah Bungurasih Sidoarjo.
"Pelaku melakukan penganiayaan terhadap seorang prajurit TNI hingga babak belur dan sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit," katanya.
Atas kejadian pengeroyokan ini, kata dia para tersangka terancam pasal 170 ayat (1) ke 2 KUHP dan atau Pasal 351 ayat (2) KUHP Jo Pasal 55 KUHP. "Ke enam tersangka ini diancam pidana penjara sembilan tahun penjara," kata Sumardji.
Sebelumnya, salah satu anggota TNI AL berinisial JYZ ditemukan warga terkapar penuh luka di pintu keluar Terminal Bus Purabaya Bungurasih, Medaeng, Waru, Ahad (23/5) sekitar pukul 03.30 WIB akibat dikeroyok puluhan pemuda. Warga melaporkan peristiwa itu ke Polsek Waru. Polresta Sidoarjo bersama TNI AL bergerak cepat mengungkap kasus penganiayaan itu.