Rabu 09 Jun 2021 13:41 WIB

Ilmuwan Hitung Berat Semua SARS-CoV-2 di Dunia, Berapa?

Ilmuwan menhitung berat SARS-COV-2 yang sudah menginfeksi lebih dari 173 juta orang.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ilmuwan menghitung perkiraan berat semua partikel SARS-CoV-2, virus corona penyebab covid-19 yang ada di dunia. Menurut sebuah studi baru, jika semua partikel SARS-CoV-2 yang saat ini beredar di manusia seluruh dunia dikumpulkan menjadi satu tempat, beratnya antara berat apel dan balita.

Baru-baru ini tim peneliti menghitung setiap individu yang terinfeksi membawa sekitar 10 miliar hingga 100 miliar partikel SARS-CoV-2 individu pada puncak infeksi mereka. Ini menunjukkan semua virus SARS-CoV-2 telah menjadi sekitar 1 juta hingga 10 juta infeksi pada waktu tertentu selama pandemi dan memiliki massa kolektif di suatu tempat antara 0,1 dan 10 kilogram.

Baca Juga

Meskipun kecil, massa virus ini menyebabkan malapetaka yang terjadi saat ini. Menurut data virus korona John Hopkins, virus tersebut kini telah menginfeksi lebih dari 173 juta orang dan membunuh lebih dari 3,7 juta.

Untuk menghitung berapa banyak virus yang dapat dibawa oleh setiap orang yang terinfeksi, para peneliti menggunakan pengukuran yang diambil dari monyet rhesus, berapa banyak SARS-CoV-2 yang mereka bawa selama infeksi puncak di berbagai jaringan. Ini termasuk di paru-paru, kelenjar getah bening, dan sistem pencernaan.

Kemudian mereka mengalikan jumlah partikel virus yang ada per gram jaringan pada monyet rhesus dengan massa jaringan manusia untuk memperkirakan jumlah partikel virus dalam jaringan manusia.

Dari perhitungan sebelumnya berdasarkan diameter virus, mereka sudah mengetahui bahwa setiap partikel virus memiliki massa 1 femtogram (10 dinaikkan menjadi minus 15 gram). Menggunakan massa setiap partikel dan jumlah partikel yang diperkirakan, mereka menghitung bahwa setiap orang, pada infeksi puncak, membawa sekitar 1 mikrogram hingga 10 mikrogram partikel virus.

“Menghancurkan angka-angka ini memungkinkan tim untuk lebih memahami apa yang terjadi di dalam tubuh selama infeksi. Misal, berapa banyak sel yang terinfeksi dan bagaimana jumlah partikel virus yang dibuat dalam tubuh dibandingkan dengan seberapa cepat virus dapat berkembang,” kata Penulis Utama dan Mahasiswa Doktoral di Lab Milo, Ron Sender.

Lalu mereka menghitung berapa banyak mutasi yang akan dikumpulkan virus selama infeksi pada satu orang dan juga di seluruh populasi. Untuk melakukan ini, mereka menggunakan perkiraan sebelumnya, dari virus korona serupa untuk mengetahui seberapa sering satu nukleotida bermutasi. Mereka mengalikannya dengan jumlah nukleotida dalam genom SARS-CoV-2 dan memperhitungkan berapa kali virus membuat bermutasi dalam tubuh selama infeksi.

Mereka menemukan selama infeksi dalam satu inang, virus akan mengakumulasi sekitar 0,1 hingga satu mutasi di seluruh genomnya. Dalam waktu empat hingga lima hari antara infeksi, virus itu akan mengumpulkan sekitar tiga mutasi per bulan yang konsisten dengan tingkat evolusi SARS-CoV-2.

Dikutip Live Science, Rabu (9/6), mereka juga menemukan variasi besar dalam jumlah partikel virus pada manusia yang terinfeksi. Pada kenyataannya, jumlahnya dapat berbeda lima hingga enam kali lipat. Ini berarti beberapa orang yang terinfeksi mungkin memiliki partikel ini jutaan kali lebih banyak daripada yang lain.

“Kami tahu orang dengan viral load rendah memang memiliki peluang lebih rendah untuk menulari orang lain,” kata Milo dan Sender.

“Namun, itu belum jelas apakah superspreader, misalnya menyebarkan virus lebih banyak daripada yang lain karena alasan biologis atau alasan sosiologis seperti banyak bertemu dekat dengan orang-orang dalam acara besar yang diadakan di ruang tertutup,” tambah mereka.

Mereka berharap penelitian ini akan memulai pemikiran baru dan eksperimen baru. Studi ini dipublikasikan pada 3 Juni di Jurnal Proceedings of the National Academy of Science.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement