Rabu 09 Jun 2021 13:44 WIB

Rektor Itera Sempat Bangun Rumah Ibadah

Ofyar juga ingin Itera jadi center of excellence di Sumatra.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Bilal Ramadhan
Rektor Institut Teknologi Sumatera Ofyar Z Tamin
Foto: Dok. Humas Itera
Rektor Institut Teknologi Sumatera Ofyar Z Tamin

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Rektor Institut Teknologi Sumatera (Itera) Lampung Prof Ofyar Zainuddin Tamin wafat pada usia 63 tahun, di Jakarta, Rabu (9/6) pukul 06.55 WIB. Penyakit komplikasi diabetes membuatnya terpaksa mengakhiri masa pengabdiannya sebagai rektor pertama Itera sejak diresmikan Presiden Jokowi pada 6 Oktober 2014.

"Jenazah akan disemayamkan di Rumah Duka Komp. Timah Kav 17, Fatmawati Cilandak, Jakarta dan akan dimakamkan di Jakarta, Bakda Ashar," kata Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Mitra Djamal dalam keterangannya, Rabu (9/6).

Mewakili segenap Sivitas Akademika Itera dan keluarga Prof Ofyar Z Tamin, ia menyampaikan permohonan maaf, apabila selama beliau bertugas memiliki kesalahan dan kekhilafan. Mewakili keluarga besar Itera, ia juga menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Lampung, Sumatra dan Indonesia, atas doanya.

"Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan. Amin," kata dia.

Kepala Humas Itera Rudiyansyah mengatakan, usai lebaran Idul Fitri, Prof Ofyar dirawat karena kondisinya tubuhnya drop. "Sekitar dua minggu jalani perawatan di ICU RSCM, karena komplikasi diabetes," katanya.

photo
Kampus Institut Teknologi Sumatera

Ia menyatakan, rektor sangat cinta pada Itera, karena banyak gagasan-gagasannya yang menjadikan Itera sejak berdiri hingga berkembang pesat. Prof Ofyar menginginkan Itera meski kampus baru berdiri bisa menjadi center of excellence di Sumatra.

"Banyak kepeloporannya yang digagas, bangun PLTS, terakhir sangat mulia beliau membangun rumah Ibadah," katanya.

Prof Ofyar Z Tamin, lahir di Medan, Sumatra Utara pada 23 Agustus 1958. Pangkat terakhir karirnya di dunia kependidikan golongan IV/e Pembina Utama. Riwayat pendidikannya diawali dari Teknik Sipil, ITB pada 1982, kemudian Program Master Transportasion Planning and Modelling, Imperial College London, Universtity of London, England pada 1985. Selanjutnya ia mengambil program doktor bidang Transportation Planning and Modelling Imperial College and University College London, University of London, England.

Itera berdiri dan berkembang pada masa Gubernur Lampung Sjachroedin ZP dengan pembinaan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Kehadiran Itera sebagai bagian dari kedua perguruan tinggi tersebut ITB dan ITS yang peminatnya melebihi kapasitas daya tampung.

Untuk itu, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan untuk menambah jumlah institut teknologi di Indonesia, dalam rangka peningkatan dan pemerataan kualitas SDM di tingkat nasional. Akhirnya, pemerintah merintis institut di Sumatra dan di Kalimantan.

Saat ini, sejak berjalan beberapa tahun, peminat calon mahasiswa baru sudah tersebar dari berbagai daerah dan provinsi di Indonesia, terutama di Sumatra dan Jawa. Kawasan lahan Itera pun saat ini yang sebelumnya bekas perkebunan karet, telah disulap menjadi pusat pendidikan, perkantoran, dan pemukiman penduduk.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement