REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Tokoh oposisi Malaysia Anwar Ibrahim meminta agar Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong tidak memperpanjang keadaan darurat negara setelah 1 Agustus.
Presiden Partai Keadilan dan Rakyat itu mengatakan keadaan darurat itu amat berat bagi rakyat, terutama orang miskin.
"Itu hanya merugikan negara," kata Anwar kepada wartawan usai bertemu Agong.
Selain itu, Anwar menyampaikan isu pergantian pemerintahan tidak menjadi topik yang diangkat dalam pertemuan dengan Agong. Anwar meninggalkan Istana Raja Malaysia pada pukul 11.55 setelah melakukan pertemuan selama satu jam.
Anwar dan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin termasuk di antara tujuh pemimpin politik, dijadwalkan menghadapi Yang di-Pertuan Agong mulai hari ini hingga Jumat. Empat pemimpin politik dijadwalkan Agong hari ini, sementara tiga lagi pada Kamis dan satu orang lagi pada Jumat.
Malaysia tengah memberlakukan karantina penuh sejak 1 Juni hingga 14 Juni menyusul meningkatnya Covid-19. Sejauh ini, Malaysia telah mencatat kasus Covid-19 hampir mencapai 630.000 kasus.