Rabu 09 Jun 2021 15:23 WIB

Hingga Awal Juni, 374 Dokter Meninggal Selama Pandemi

Sejumlah tenaga kesehatan meninggal dunia akibat Covid-19 meski telah divaksinasi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Sejumlah tenaga kesehatan mendorong peti mati berisi jenazah dokter Oki Alfin yang meninggal akibat COVID-19, di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (12/9/2020). Almarhum dokter Oki terpapar Virus Corona dari pasien yang dirawatnya di Puskesmas Gunung Sahilan 1 Kabupaten Kampar, dan kemudian turut menularkan virus ke isterinya.
Foto: Antara/FB Anggoro
Sejumlah tenaga kesehatan mendorong peti mati berisi jenazah dokter Oki Alfin yang meninggal akibat COVID-19, di RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (12/9/2020). Almarhum dokter Oki terpapar Virus Corona dari pasien yang dirawatnya di Puskesmas Gunung Sahilan 1 Kabupaten Kampar, dan kemudian turut menularkan virus ke isterinya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski cakupan vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan (nakes) hampir 100 persen, masih ada nakes yang terinfeksi virus ini bahkan meninggal dunia. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mencatat sebanyak 374 dokter yang meninggal dunia selama pandemi Covid-19 hingga per 1 Juni 2021.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi mengatakan, sebanyak 374 dokter meninggal dunia selama pandemi Covid-19 hingga 1 Juni 2021 pukul 06.00 WIB. "Sebanyak 374 rekan sejawat (dokter) yang telah berpulang selama Covid-19," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (9/6).

Ia memperinci, dokter yang meninggal dunia terdiri dari 210 dokter umum, kemudian 159 dokter spesialis yang termasuk 17 guru besar, dan lima dokter residen. Kemudian berdasarkan jenis kelamin, dia melanjutkan, sebanyak 317 dokter laki-laki atau 85 persen yang tidak dapat ditolong. Sementara sisanya 15 persen adalah dokter perempuan atau sebanyak 57 dokter.

Sejumlah tenaga kesehatan yang tutup usia tak sedikit pula yang sudah mendapatkan vaksinasi. "Itu yang sulit dijawab, mereka terinfeksi dimana atau apakah meninggal dunia akibat Covid-19 meski sudah divaksinasi? Sebab, bisa saja mereka terinfeksi virus karena pelayanan medis, mengalami sakit atau memiliki penyakit penyerta (komorbid)," ujarnya.

Ia menambahkan penyebab nakes tertular virus meski telah divaksin hingga meninggal dunia selama pandemi perlu diteliti satu persatu. Sebab, PB IDI belum memiliki datanya. "Kami hanya memiliki data mereka meninggal selama masa pandemi Covid-19," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement