Rabu 09 Jun 2021 17:55 WIB

Pelabuhan Cirebon Diharap Jadi Pintu Gerbang Ekspor Impor

Perekonomian di Ciayumajakuning masih lebih rendah dibandingkan wilayah Priangan

Rep: lilis sri handayani/ Red: Hiru Muhammad
Buruh angkut memanggul tepung ke sebuah truk saat bongkar muat tepung sagu di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/4).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Buruh angkut memanggul tepung ke sebuah truk saat bongkar muat tepung sagu di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON-–Pelabuhan Cirebon memiliki nilai yang strategis bagi wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan). Kedepannya, pelabuhan tersebut diharapkan bisa menjadi pintu gerbang ekspor impor di wilayah tersebut.

‘’Selama ini, setiap kegiatan ekspor atau impor di Kabupaten Cirebon semuanya harus melalui Jakarta. Kalau Pelabuhan Cirebon bisa berfungsi (menjadi pintu gerbang ekspor impor), maka bakal menekan biaya,’’ ujar Bupati Cirebon, Imron, di Pelabuhan Cirebon, Rabu (9/6).

Imron mengatakan, tingkat perekonomian di wilayah Ciayumajakuning masih lebih rendah dibandingkan dengan wilayah Priangan. Kondisi tersebut terjadi pada tingkat kemiskinan, IPM, maupun jumlah pengangguran.

Menurut Imron, jika Pelabuhan Cirebon bisa diwujudkan sebagai gerbang ekspor impor, maka pengusaha bakal melakukan ekspansi ke Ciayumajakuning. Hal tersebut akan memberikan manfaat dan dampak positif bagi masyarakat di Ciayumajakuning.

Pengusaha asal Cirebon, Soenoto, mengatakan, Pelabuhan Cirebon harus menjadi pelabuhan ekspor untuk mengurangi beban di Tanjung Priok, Jakarta. Menurutnya, pelabuhan di ibu kota itu sudah terlalu crowded. ‘’Beban jalan raya dari Cirebon menuju Jakarta juga akan berkurang,’’ tukas Soenoto.

Soenoto mengatakan, selama ini kerugian akibat kerusakan jalan oleh armada pengangkut setiap tahunnya terus bertambah. Karena itu, Pelabuhan Cirebon dinilainya sebagai solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Soenoto pun mendorong pengelola Pelabuhan Cirebon untuk mengatasi sedimentasi di pelabuhan tersebut. Dengan demikian, kapal yang bersandar nantinya bisa bertambah banyak dan meningkatkan aktivitas di pelabuhan.

Sementara itu, Pelabuhan Indonesia II (persero) Cabang Cirebon saat ini menjalin kerja sama dengan Badan Perwakilan Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten dan Kota Cirebon.

General Manager PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC Cabang Cirebon, Abdul Wahab, mengatakan, kerjasama yang dilakukan itu merupakan pelayanan peti kemas. Rencana tersebut sudah digulirkan sejak awal 2021.

Saat ini, lanjut Wahab, banyak pengusaha di wilayah Cirebon yang melakukan pengiriman barang dari Cirebon menuju daerah tujuan melalui Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta ataupun Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. ‘’Cost yang harus dikeluarkan kalau ke Jakarta atau Semarang itu jauh lebih besar,’’ kata Wahab.

Ketua BPC HIPMI Kabupaten Cirebon, Ahmad Abdul Hadi mengatakan, barang yang berlabuh di pelabuhan Jakarta atau Semarang membuat ongkos pengiriman lebih besar dibandingkan ke Pelabuhan Cirebon.

‘’Contoh, setiap pengiriman barang ke Pontianak melalui pelabuhan Jakarta, sekali perjalanan harus menghabiskan Rp 15 juta. Kalau nanti di sini berjalan, cost bakal ditekan,’’ kata Ahmad. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement