REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Pelatih Jose Mourinho sepertinya masih menyimpan sakit hati kepada mantan klubnya Tottenham Hotspur. Itu setelah pihak klub memutuskan untuk memecatnya usai membawa Spurs melangkah ke partai final Piala Liga.
"Anda dapat bertanya kepada saya, berapa banyak trofi yang telah Anda memenangkan dalam karier Anda?, dan saya akan memberitahu Anda 25 setengah. Separuhnya adalah final yang tidak saya mainkan dengan Tottenham," kata Mourinho kepada The Sun dikutip Sportsmole, Rabu (9/6).
Mourinho menjabat sebagai manajer Tottenham hanya selama 17 bulan. Pelatih asal Portugal pun gagal mempersembahkan gelar, suatu hal yang baru kali pertama dirasakannya sebagai pelatih di klub.
Namun mendengar berbagai berita olahraga Inggris, Mourinho merasa geram dan menegaskan apabila ia setidaknya membawa Spurs melangkah jauh di Liga Europa, dan sukses ke final Piala Liga melawan Manchester City.
Hanya saja Mourinho harus lebih dahulu didepak oleh klub milik Daniel Levy, dan digantikan oleh caretaker Ryan Mason.
"Anda bertanya kepada orang-orang yang memainkan banyak final dan semua orang akan memberitahu Anda, bermain di final adalah mimpi dan tidak masalah apakah itu final pertama atau nomor 20 atau nomor 50, final selalu menjadi mimpi," sambung Mourinho.
Tottenham dinilai terlalu cepat untuk mengakhiri kerjasama dengan Mourinho. Sebab, pelatih asal Portugal memiliki sederet prestasi mengkilap untuk membawa setiap tim menjuarai gelar bergengsi.
Selama menjabat sebagai pelatih Mourinho sudah memenangi banyak gelar juara yakni Liga Primer Inggris bersama Chelsea, Liga Champions dengan FC Porto dan Inter Milan, serta meraih trofi Europa bersama Manchester United.
Sementara Tottenham sendiri terakhir kali menjadi kampiun adalah juara Piala Liga Inggris pada tahun 2008 silam. Adapun saat ini Mourinho telah resmi menjabat sebagai pelatih klub asal ibu kota Italia, AS Roma.
Bersama Roma, Mourinho diklaim bakal kembali memaparkan ide-ide gilanya demi membawa i Giallorossi memutus puas gelar dalam satu dekade terakhir.