REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengunjungi Komando Selatan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada Selasa (8/6) waktu setempat bersama para pejabat pertahanan lain. Dia datang untuk melakukan analisa dan membahas soal keberhasilan Operasi Penjaga Tembok.
Gantz mengatakan, peninjauan tersebut juga untuk memastikan pendekatan militer setelah perang selama 11 hari dengan kelompok Hamas. Serangkaian pembahasan digelar demi menciptakan kebijakan baru dalam menghadapi tantangan baru yang telah ditangani dengan cara yang belum terjadi sebelumnya.
"IDF memiliki daftar target baru dan metode operasional baru yang akan menggeser bobot pertempuran ke Gaza dengan tepat," tambah Gantz, seperti dilansir dari laman The Jerusalem Post, Rabu (9/6).
Didampingi Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Aviv Kohavi dan berbagai perwira intelijen, Gantz juga menekankan, Israel akan menggunakan setiap sumber daya yang dimiliki untuk mencapai stabilitas. Termasuk memperkuat kekuatan negara dan membawa pulang anak-anak Israel.
Bahkan Gantz juga menegaskan, dia akan berupaya agar tidak ada keputusan politik yang memengaruhi apa yang telah menjadi keputusannya. "Saya tidak akan membiarkan keputusan politik mempengaruhi masalah ini," kata Gantz.
Selama hampir dua pekan terjadi serangan roket tanpa henti antara kelompok Hamas di Gaza dan pasukan Israel. Israel menghancurkan target serangan yang berada di Jalur Gaza, yang kemudian terjadi gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir pada 21 Mei.
Setidaknya 243 warga Palestina tewas selama serangan tersebut, termasuk lebih dari 60 anak-anak. Diperkirakan 70 ribu penduduk Gaza mengungsi. Di Israel, 12 warga sipil, termasuk dua anak-anak dan tiga pekerja asing, tewas bersama dengan seorang tentara.