REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi XI DPR Dito Ganinduto menyebut memasuki triwulan II, tren pertumbuhan ekonomi nasional menuju arah pemulihan secara konsisten. Menurutnya, hal ini ditunjukkan dari sejumlah indikator, seperti ekspektasi konsumen, penjualan eceran, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur, sampai realisasi ekspor-impor yang naik.
Dito mengakui pandemi Covid-19 memang berdampak pada banyak sektor seperti kesehatan, sosial, perekonomian, sampai keuangan. Namun, ia juga mengakui pemerintah telah mengeluarkan banyak kebijakan extraordinary untuk melindungi masyarakat dari dampak pandemi Covid-19 ini.
"Meskipun pembiayaan dan defisit APBN saat ini harus dilakukan namun, masih dalam kondisi yang terukur dan tetap dijaga keberlanjutannya," kata Dito dalam keterangan, Rabu (9/6).
Politikus Partai Golkar ini menilai ada pemahaman yang keliru terkait pembangunan yang tidak maju dan meningkatnya besaran utang pemerintah. Menurutnya, hal itu perlu dilihat secara terukur berdasarkan kondisi yang ada saat ini. Dito mengatakan, pada 2020, dilakukan pelebaran defisit untuk merespons dampak Covid-19. Yakni melalui belanja pemerintah dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang terealisasi sebesar Rp 571,88 triliun.
Tahun ini, Presiden Joko Widodo memutuskan melanjutkan kembali Program PEN sebesar Rp 699,43 triliun. Dito mengeklaim, program ini langsung memberikan dampak positif kepada masyarakat dan sektor usaha di tengah badai pandemi Covid-19.
"Hal ini dibuktikan melalui kebijakan seperti intervensi di bidang kesehatan utnuk program vaksinasi, program perlindungan sosial yang membantu daya beli masyarakat di tengah kondisi pandemi, kebijakan klaster dukungan UMKM, dan korporasi. Mayoritas penerima kebijakan bertahan selama pandemi," ujarnya.
Dito menambahkan, Program PEN terbukti dapat menndorong perbaikan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan data yang diterimanya, Dito mengatakan, tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2020 masih di kisaran 7,07 persen. Tingkat pengangguran itu akhirnya bisa turun di level 6,26 persen pada Februari 2021. Pemulihan ekonomi juga telah berhasil menciptakan 2,61 juta lapangan kerja baru selama kurun September 2020 hingga Februari 2021.
Komisi XI DPR mengingatkan, agar seluruh pihak bisa bekerja sama untuk mengatasi dampak pandemi Covid-19. Dito mengaku optimistis dengan program yang sudah digulirkan pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi melalui berbagai program.
"Kita rumuskan dan diskusikan kebijakan apa ke depan untuk menjaga target perekonoomian dan pembangunan yang bertujuan untuk kepentingan bangsa dan negara," tegas Dito.