Rabu 09 Jun 2021 21:12 WIB

Bagaimana Jika Sulit Mengetahui Arah Kiblat untuk Sholat?

Kondisi sulit menemukan arah kiblat kadang dihadapi orang hendak sholat

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Kondisi sulit menemukan arah kiblat kadang dihadapi orang hendak sholat. Ilustasi sholat menghadap kiblat
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kondisi sulit menemukan arah kiblat kadang dihadapi orang hendak sholat. Ilustasi sholat menghadap kiblat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang Muslim diwajibkan menunaikan sholat dengan mengarah ke kiblat yakni Kabah di Makkah Arab Saudi. Namun bagaimana batasan yang mengatur dibolehkannya melaksanakan sholat dengan ke segala arah?

Anggota Komisi Fatwa Dar Al-Iftaa Mesir, Syekh Dr Muhammad Wissam, menyampaikan penjelasan mengenai hal itu. Sebelumnya dia menerima pertanyaan, jika berada di suatu tempat, apakah boleh melaksanakan sholat ke arah manapun?

Baca Juga

Ataukah harus bertanya kepada seseorang untuk memastikan arah kiblat? Lalu jika tidak ada seseorang yang mengetahui arah kiblat, apa yang harus dilakukan?

Syekh Wissam menjelaskan, menentukan arah kiblat dapat diketahui dengan memperhatikan masjid-masjid di sekitarnya, dengan bertanya pada seseorang, atau bahkan dengan bertanya pada aplikasi smartphone.

"Selama ada kemampuan bertanya, maka bertanya ini wajib dilakukan agar seseorang tidak sholat ke arah selain arah kiblat," kata dia menekankan.

Namun, jika memang tidak ada orang yang bisa ditanya, tidak mendapat informasi apapun untuk mengetahui arah kiblat, dan tidak ada telepon selular, maka orang tersebut harus berusaha semaksimal mungkin untuk menentukan arah kiblat, baru kemudian sholat.

"Pada saat itulah, seorang hamba dibolehkan sholat dengan arah kiblat ke arah manapun, sepanjang tidak menemukan orang untuk ditanya dan tidak mendapat informasi tentang arah kiblat," tuturnya.

 

Sumber: masrawy 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement