REPUBLIKA.CO.ID, YAOUNDE - Sedikitnya 51 anak, kebanyakan perempuan, telah diculik oleh kelompok bersenjata di Provinsi Cabo Delgado, Mozambik Utara, selama 12 bulan terakhir.
Dalam laporannya, Save the Children mengatakan lewat insiden di Cabo Delgado, dapat disimpulkan bahwa penculikan anak-anak telah menjadi taktik baru dan reguler oleh kelompok bersenjata di wilayah konflik tersebut.
"Penculikan anak merupakan salah satu dari enam pelanggaran berat terhadap anak-anak di masa konflik, seperti yang didefinisikan oleh PBB," papar Direktur Save the Children untuk Mozambik Chance Briggs.
Penculikan, wajib militer paksa, atau kekerasan seksual terhadap anak bertentangan dengan hukum humaniter internasional dan dapat menjadi langkah awal menuju kejahatan perang.
Sebuah kelompok militan bersenjata yang diyakini berafiliasi dengan kelompok teroris Daesh/ISIS menyerang kota pesisir Palma di Provinsi Cabo Delgado dekat perbatasan dengan Tanzania akhir bulan lalu. Serangan itu telah menewaskan puluhan orang dan melukai puluhan lainnya.
Kelompok bersenjata, yang secara lokal dikenal sebagai al-Shabaab, menebarkan rasa takut di Mozambik Utara sejak akhir 2017, dengan menewaskan ratusan orang, menggusur warga, dan menduduki kota-kota.