REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kehabisan dosis vaksin COVID-19 membuat pemerintah Afghanistan pada Selasa (8/6) menghentikan vaksinasi. Vaksinasi akan dilanjutkan sampai pengiriman vaksin yang baru tiba di tengah lonjakan kasus dan kematian akibat virus corona.
Menurut Kementerian Kesehatan, program vaksinasi akan "segera" dilanjutkan. "Jeda yang berkepanjangan antara dosis pertama dan kedua tidak menghilangkan imunitas," katanya dalam upaya meredam kekhawatiran masyarakat.
Pengiriman sedikitnya 700.000 dosis vaksin yang disumbangkan dari China akan tiba di Kabul pada Kamis, (10/6). Penutupan seluruh lembaga akademik di Afghanistan diperpanjang hingga dua pekan lantaran peningkatan kasus dan kematian COVID.
Semua pejabat publik di Afgahnistan yang berusia rentan dan memiliki riwayat penyakit diminta untuk mengambil cuti selama dua pekan ini. Afghanistan pada Selasa mencatat kasus harian COVID-19 tertinggi, yakni 1.724 kasus dan 54 kematian, sehingga masing-masing totalnya menjadi 84.050 dan 3.305.
Pada Februari Aghanistan mulai menyuntikkan vaksin COVID-19 buatan India saat pihaknya menyerukan lebih banyak dukungan internasional untuk memvaksin sedikitnya 20 persen dari sekitar 38 juta penduduk tahun ini dan 60 persen hingga akhir 2022.