Kamis 10 Jun 2021 06:18 WIB

Satgas Masih Teliti Sampel Covid-19 di Daerah Lonjakan Kasus

Perlu studi lebih mendalam untuk menyimpulkan penyebab lonjakan kasus covid-19.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas gabungan menghentikan kendaraan yang akan menuju Pulau Madura di akses masuk Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/6/2021). Pihak kepolisian meminta pengendara untuk kembali dan tidak bepergian ke Pulau Madura jika tidak mempunyai keperluan yang penting menyusul meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di Bangkalan, Madura.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas gabungan menghentikan kendaraan yang akan menuju Pulau Madura di akses masuk Jembatan Suramadu, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (9/6/2021). Pihak kepolisian meminta pengendara untuk kembali dan tidak bepergian ke Pulau Madura jika tidak mempunyai keperluan yang penting menyusul meningkatnya jumlah kasus COVID-19 di Bangkalan, Madura.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat terjadinya lonjakan kasus di sejumlah daerah pasca Idulfitri seperti di Kudus, Jawa Tengah dan di Bangkalan, Jawa Timur. Untuk mengetahui penyebab dari lonjakan kasus itupun, pemerintah telah mengambil sampel test dari pasien Covid-19.

Kendati demikian, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, hingga kini penelitian tersebut masih berlangsung. Ia menambahkan, diperlukan studi yang lebih mendalam untuk mendapatkan kesimpulan dari penyebab lonjakan kasus yang terjadi.

Baca Juga

"Terkait dengan perkembangan varian, sampel dari daerah tersebut sedang diteliti," ujar Wiku saat konferensi pers.

Wiku mengatakan, lonjakan kasus di Kudus merupakan dampak dari kegiatan wisata religi ziarah dan tradisi kupatan masyarakat setempat pada tujuh hari pasca lebaran. Sedangkan lonjakan kasus di Bangkalan diakibatkan penularan klaster keluarga karena mudik lebaran. Untuk menangani kondisi ini, lanjut Wiku, pemerintah pusat telah melakukan koordinasi dan memberikan bantuan.

"Bantuan tersebut diberikan untuk mempermudah daerah mengendalikan kasus yang sedang tinggi. Seperti mengkonversi tempat tidur untuk pelayanan kesehatan, maupun intensifikasi pelaksanaan PPKM mikro untuk mengetatkan kembali protokol kesehatan," kata Wiku.

Lebih lanjut, untuk mencapai kekebalan komunitas di daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus, pemerintah akan terus meningkatkan jumlah vaksinasi. Saat ini, cakupan vaksinasi di Jawa Tengah dan Jawa Timur yakni baru mencapai sekitar 19 persen.

"Namun secara nasional cakupan vaksinasi tenaga kesehatan sudah mencapai 94,97 persen. Perlu diingat, bahwa jika sudah divaksinasi secara penuh, protokol kesehatan harus dilaksanakan secara penuh," ucap Wiku.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement