Kamis 10 Jun 2021 07:40 WIB

UEFA Tangguhkan Proses Sanksi 3 Deklarator Liga Super Eropa

Barcelona, Real Madrid, dan Juventus masih berkeras mempertahankan Liga Super Eropa.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Israr Itah
European Super League.
Foto: wikipedia.
European Super League.

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) menangguhkan proses sanksi terhadap tiga klub deklarator Liga Super Eropa (ESL) yang masih bersikeras mempertahankan kompetisi tersebut. Mereka, yakni Barcelona, Real Madrid dan Juventus. Sembilan penggagas lainnya sudah menyatakan mundur dari proyek tersebut.

"Menyusul pembukaan proses disipliner terhadap FC Barcelona, Juventus FC dan Real Madrid CF untuk potensi pelanggaran kerangka hukum UEFA sehubungan dengan apa yang disebut proyek 'Liga Super', Badan Banding UEFA telah memutuskan untuk menunda proses sampai lebih lanjut,” demikian bunyi pernyataan UEFA dikutip dari Marca, Kamis (10/6).

Baca Juga

Manchester United, Manchester City, Chelsea, Arsenal, Liverpool, Tottenham Hotspur, Inter Milan, AC Milan dan Atletico Madrid awalnya merupakan bagian dari proyek tersebut. Namun mereka mundur setelah mendapatkan tekanan dari para penggemar, pemain, dan pelatih.

UEFA pun kemudian mengancam akan memberikan sanksi kepada ketiga klub yang masih bertahan. Salah satu ancamannya adalah mereka tak akan ikut di Liga Champions. Namun Kementerian Kehakiman Swiss menyebut UEFA atau FIFA tak dapat mengambil tindakan balasan terhadap tiga klub tersebut di mana mereka adalah kekuatan sepak bola Eropa.

Presiden UEFA Aleksander Ceferin sebelumnya menegaskan akan memberikan sanksi kepada 12 klub penggagas ESL. Ceferin kemudian memuji para suporter enam klub Liga Inggris yang terus menekan timnya hingga menarik diri.

Ceferin pun berjanji akan memberikan sanksi ringan kepada klub-klub yang sudah mengundurkan diri. Namun sanksi berat akan dipersiapkan kepada tiga klub yaitu Juventus, Barcelona dan Real Madrid.

"Mari kita lihat. Setiap orang harus mengambil konsekuensi atas apa yang mereka lakukan dan kita tidak bisa berpura-pura tidak terjadi apa-apa," katanya akhir April lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement